Liputan6.com, Jakarta Ada 3 masa titik atau momen krusial dalam penyelenggaraan ibadah haji yang harus diperhatikan jemaah dan para petugas haji. Ketiga momen tersebut, yakni 10 hari kedatangan jemaah haji, masa Armina dan 10 hari masa kepulangan.
Ini diungkapkan Direktur Bina Haji Kementerian Agama Khoirizi Dasir di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Dia menuturkan, titik atau momen krusial pertama, yakni 10 hari masa kedatangan jemaah haji. Pada saat ini, jemaah haji belum memahami siuasi kondisi yang dihadapi saat tiba di Tanah Suci. Namun, jemaah dituntut harus bisa beraktivitas atau beribadah.
Baca Juga
Advertisement
Di sini, peran petugas haji diharapkan bisa membantu jemaah memahami atau memetakan kondisi yang ada.
Demikian pula pada masa Armina. Usai jemaah haji bisa menyesuaikan diri setelah 10 hari masa kedatangan, mereka harus dihadapi kembali kondisi baru saat di Armina.
"Dalam waktu terbatas jemaah belum paham medan tetapi sudah harus beraktivitas," tambah dia.
Titik krusial ketiga adalah pada masa 10 hari sebelum pemulangan. Jemaah haji dikatakan kerap lupa menyelesaikan kewajiban ibadah hajinya, karena sudah sibuk mempersiapkan diri untuk kepulangan ke Tanah Air.
Titik krusial ini yang dikatakan harus dipahami para petugas haji, dengan memberikan pelayanaan, pembinaan hingga perlindungan kepada jemaah haji.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Simulasi Gladi Posko Haji 2019
Kalimat talbiyah berkumandang di Gedung Serbaguna 1, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta pada Selasa (30/4/2019). Sejumlah jemaah berpakaian ihram serba putih tampak berbaris berjalan masuk. Tiba-tiba tampak seorang jemaah jatuh pingsan dan langsung ditolong sejumlah petugas.
Itulah sedikit gambaran pelaksanaan simulasi atau gladi posko penyelenggaraan Ibadah Haji 1440H/2019M.
Sebanyak 1.108 petugas haji menggelar simulasi pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Simulasi demi menyiapkan para petugas haji agar bisa melaksanakan tugas dan kewajiban, sehingga penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019M berjalan lancar dan aman.
Simulasi melibatkan seluruh petugas haji yang terbagi dalam 3 daerah kerja (daker). Ketiga Daker yakni Makkah, Madinah dan Bandara. Semua petugas diminta menjalankan tugas seakan-akan sudah berada di Tanah Suci.
"Materi wajib dilakukan supaya seluruh petugas bisa tahu apa dan mengapa. Tentu setiap ada perubahan tentu tergantung kematangan. Ini agar mereka memahami melalui gladi ini," kata Direktur Bina Haji Kementerian Agama Khoirizi.
Dia menuturkan seluruh petugas haji harus memahami tugas dan kewajibannya. Tugas utama adalah melayani jemaah haji sejak di Tanah Air hingga Tanah Suci.
Master of Traning Affan Rangkuti menjelaskan, pelaksanaan gladi posko sebagai sarana edukasi dan ilustrasi bagi para petugas haji. "Kalau bicara gladi posko, tidak lepas dari hal tersebut. Fungsinya untuk edukasi dan menjadi bahan ilustrasi bagi dirinya," papar dia.
Menurutnya, simulasi gladi posko ini akan memberikan sekira 70 persen pemahaman petugas haji atas tugas yang akan diembannya di Arab Saudi.
"Sisanya yang 30 persen bisa dilengkapi petugas dengan berselancar informasi sendiri," kata dia.
Dalam gladi posko ini, menampilkan berbagai skenario. Mulai dari kedatangan jemaah gelombang I dan II, penanganan ketibaan jemaah, kesiapan tim kesehatan, transportasi.
Gladi posko ini juga akan menyajikan situasi mulai dari kedatangan jamaah, puncak haji di Azmuna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) hingga fase kepulangan jamaah.
Sekretaris Daker Madinah Muh Rusdi mengatakan, pada umumnya petugas yang tergabung dalam PPIH tersebut sudah siap melayani kedatangan jamaah sesuai dengan bidang tugasnya.
Berbagai skenario dimainkan dalam gladi posko ini. Misalnga kedatangan jemaah yang penuh kelelahan, bagaimana proses akomodasi di hotel harus baik.
"Di sini, peran teman-teman harus memainkannya dengan baik. Ini dilakukan untuk meminimimalisir masalah yang terjadi," kata dia.
Advertisement