Liputan6.com, Jakarta Sebuah penyelidikan mengungkap adanya 'peternakan' singa di wilayah Afrika Selatan. Sebagian besar dari hewan malang ini dikembangbiakkan untuk diburu, sisanya diambil tulangnya untuk pengobatan.
Investigasi ini terungkap dalam sebuah operasi oleh politikus dan filantropis Inggris, Lord Ashcroft. Dia menemukan, beberapa singa bahkan dijadikan sasaran meski mereka berada dalam kandang, oleh para pemburu trofi.
Advertisement
Melansir New York Post pada Rabu (30/4/2019), dilaporkan bahwa beberapa dari pelaku perburuan adalah warga Inggris yang membayar untuk mendapatkan hak istimewa membunuh singa-singa tersebut.
Paling tidak, mereka harus merogoh kocek hingga 54 ribu dolar atau sekitar 768 juta rupiah.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Dipercaya Mampu Obati Rematik
Sementara itu, Daily Mail melaporkan bahwa mereka yang tidak ditembak dibantai di rumah pemotongan hewan untuk diambil tulangnya. Organ tubuh ini dipercaya mampu mengobati penyakit seperti rematik.
Selain itu, bagian tubuh lainnya juga diklaim mampu memberikan pasien kekuatan dan keberanian layaknya seekor singa.
Global Nature Fund memperkirakan lebih dari seribu singa terbunuh setiap tahunnya, untuk diperdagangkan di beberapa negara, termasuk Afrika Selatan. Salah satu bagian tubuh yang paling banyak diminati adalah tulang. Investigasi tersebut menemukan, dalam dua hari, pertanian ini sudah membunuh hingga 50 ekor mamalia besar ini.
Singa-singa yang dikembangkan sendiri berada dalam kondisi yang mengerikan, termasukk bagaimana kandang mereka tidak terawat. Anak-anak singa yang lahir di peternakan ini diambil dari ibu mereka ketika baru berusia beberapa hari, untuk dipelihara oleh manusia.
Advertisement
Lebih Dari 800 Kerangka Singa Diekspor
"Penyelidikan saya selama setahun mengungkap praktik biadab dan ilegal di jantung perdagangan singa yang sangat memalukan di Afrika Selatan," kata Ashcroft pada Daily Mail secara eksklusif.
"Hingga 12 ribu singa yang dikurung, ditakdirkan untuk ditembak oleh pemburu kaya dalam sesuatu yang seringkali sandiwara menyedihkan dari perburuan, atau dibunuh dalam penjagalan yang menjijikkan sehingga tulang-tulangnya bisa diekspor ke wilayah Timur yang jauh."
Afrika Selatan sendiri mengijinkan sekitar 800 kerangka singa yang dibiakkan untuk diekspor setiap tahun. Beberapa negara tujuan perdagangan ini antara lain Vietnam, Thailand, dan Laos, di mana tulang-tulangnya direbus dan dibuat menjadi kue. Namun, para aktivis percaya bahwa lebih banyak dari itu.
Mark Jones, dokter hewan dari Born Free Foundation mengatakan bahwa ini bukanlah sebuah upaya perlindungan singa liar.
"Fasilitas penangkaran singa mengeksploitasi hewan-hewan di setiap tahap demi keuntungan," kata Jones.
"Pada akhirnya, banyak dari hewan-hewan yang berakhir dalam kaleng buruan atau bagian dari perdagangan tulang. Dengan kata lain, ini adalah peternakan."