Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau disebut Telkom merilis kinerja keuangan pada 2018.
Sepanjang 2018, perseroan meraup pendapatan hanya naik tipis 1,97 persen menjadi Rp 130,78 triliun hingga 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 128,25 triliun.
Namun, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 18,57 persen menjadi Rp 18,03 triliun pada 2018. Pada 2017, perseroan mencetak laba Rp 22,14 triliun. Demikian mengutip dari laporan yang disampaikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu (1/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Perseroan mencatat kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi sebesar 19,63 persen menjadi Rp 43,79 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 36,60 triliun.
Beban interkoneksi naik 43,38 persen dari Rp 2,98 triliun pada 2017 menjadi Rp 4,28 triliun pada 2018. Beban umum dan administrasi naik 16,67 persen menjadi Rp 4,28 triliun hingga 2018.
Hal itu mendorong laba usaha perseroan susut 11,58 persen menjadi Rp 38,84 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,93 triliun. Dengan melihat kondisi kinerja keuangan itu, laba per saham dasar perseroan turun menjadi 182,03 pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya 223,55.
Total liabilitas naik menjadi Rp 88,89 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 86,35 triliun. Ekuitas naik menjadi Rp 117,30 triliun hingga akhir 2018. Perseroan kantongi kas Rp 17,43 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 25,14 triliun.
Kontribusi pendapatan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dari bisnis digital yang meliputi konektivitas broadband dan layanan digital menjadi mesin pertumbuhan perseroan yang naik 23,1 persen. Kontribusi bisnis digital pada 2018 kian dominan menjadi 63 persen dari 52,1 persen pada 2017.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Ebitda) Perseroan pada 2018 tercatat Rp 59,2 triliun dengan laba bersih Rp 18 triliun.
Beban operasi meningkat sebesar 12,5 persen menjadi Rp 71,6 triliun. Ini sejalan dengan investasi pembangunan infrastruktur broadband, baik mobile dan fixed line.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Di segmen mobile, entitas anak usaha Telkom, Telkomsel di tahun 2018 membukukan pendapatan sebesar Rp 89,3 triliun, EBITDA Rp 47,4 triliun dan laba bersih Rp 25,5 triliun.
Di tengah bisnis seluler yang semakin menantang, Telkomsel mengimplementasikan berbagai inisiatif dengan menawarkan paket voice, paket SMS dan paket mobile data dengan berbagai varian konten digital, untuk menahan laju penurunan bisnis legacy sekaligus meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis digital.
Program registrasi kartu SIM prabayar yang membatasi jumlah kartu SIM prabayar untuk setiap pelanggan menjadikan Telkomsel pada akhir tahun 2018 memiliki sebanyak 163,0 juta pelanggan.
Sepanjang 2018, Telkomsel membangun 28.376 Base Tranceiver Station (BTS) baru yang seluruhnya berbasis teknologi 4G LTE sehingga di akhir tahun 2018 jangkauan 4G LTE lebih dari 90% populasi.
Lalu lintas layanan mobile data tahun 2018 meningkat 101,7 persen secara year on year (YoY) menjadi 4.373.077 terabyte, yang terutama didorong oleh jumlah pelanggan data sebanyak 106,6 juta pelanggan atau 65,4 persen dari total pelanggan Telkomsel.
Basis pelanggan data, jumlah dan jangkauan BTS 3G/4G serta peningkatan lalu lintas data akan menjadi pondasi untuk pertumbuhan positif kinerja Telkomsel pada 2019.
Pada segmen consumer, jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 72,2 persen menjadi 5,1 juta pelanggan pada akhir tahun 2018. Pencapaian ini semakin mengukuhkan IndiHome sebagai market leader bisnis fixed broadband di Indonesia dengan market share sekitar 80 persen.
Sebagai hasilnya, IndiHome mencatat kenaikan pendapatan sebesar 66,9 persen dan memberikan kontribusi sebesar 82,9 persen terhadap segmen Consumer, meningkat dari 62,2 persen pada tahun sebelumnya sehingga pendapatan segmen Consumer meningkat 25,1 persen menjadi Rp 13,9 triliun.
Pada 2018, segmen enterprise mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 10,1 persen menjadi Rp 21,1 triliun. Pendorong utama pertumbuhan pendapatan tersebut adalah layanan IT Service yang tumbuh sebesar 48,2 persen.
Segmen Wholesale and International Business mencatat pendapatan sebesar Rp10,1 triliun dengan pertumbuhan 35,6 persen, naik dari Rp7,4 triliun pada tahun 2017. Kontribusi bisnis digital pada segmen ini pada 2018 meningkat menjadi 57 persen dari 53 persen pada 2017.
Advertisement
Belanja Modal
Total belanja modal pada 2018 adalah sebesar Rp 33,6 triliun atau 25,7 persen dari pendapatan.
Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk meningkatkan kapabilitas digital dengan terus membangun infrastruktur broadband yang meliputi BTS 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut dan terestrial, Satelit Merah Putih dan Data Center & Cloud.
Hingga akhir 2018, Telkom telah memiliki total BTS sebanyak 189.081 unit dengan BTS 3G dan 4G LTE sebanyak 138.771 unit, sedangkan jaringan backbone serat optik mencapai panjang 161.652 km.
"Pencapaian sepanjang 2018 menunjukkan bahwa Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company yang berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia," ungkap Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga di Jakarta, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (1/5/2019).
Alex menambahkan, dengan pertumbuhan pendapatan bisnis digital pada 2018 sebesar 23,1 persen YoY yang mengkontribusi 63 persen pendapatan perseroan serta didukung oleh investasi pada infrastruktur broadband yang berkelanjutan.
"Kami optimis Perseroan akan membukukan kinerja, baik pendapatan, EBITDA maupun laba bersih yang jauh lebih baik pada tahun 2019," tutur dia.