Liputan6.com, Caracas - Para demonstran Venezuela bentrok dengan pihak kemanan di jalan-jalan ibu kota Caracas pada Selasa, 30 April 2019 waktu setempat. Setidaknya 78 orang luka-luka dalam insiden tersebut.
Nicolas Maduro yang saat ini masih memegang kendali pemerintahan Venezuela, memberikan komentar. Ia menyatakan kemenangannya pada Selasa malam atas percobaan pemberontakan, mengutip Al Jazeera pada Rabu (1/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Maduro juga mengucapkan selamat kepada angkatan bersenjata Venezuela.
"Kelompok kecil ini bermaksud menyebarkan kekerasan melalui pertempuran putschist (bersifat untuk menggulingkan pemerintahan)," kata Maduro.
"Ini tidak akan dibiarkan begitu saja," lanjut Maduro. "(Jaksa penuntut) akan mengeluarkan tuntutan pidana untuk kejahatan berat yang telah dilakukan melawan konstitusi, aturan hukum, dan hak untuk perdamaian."
Kronologi
Ribuan pendukung oposisi berbondong-bondong ke jalan raya dekat pangkalan udara di Caracas, Venezuela.
Di antara mereka tampak banyak yang mengibarkan bendera Venezuela. Massa kemudian segera disambut dengan tembakan dan gas air mata oleh tentara.
Seorang politikus oposisi yang juga terlibat protes, dikabarkan memasuki kedutaan Chili bersama istri dan salah satu anaknya. Ia meminta suaka sebelum berpindah ke kedutaan Spanyol, menurut Menteri Luar Negeri Chili Roberto Ampuero.
Pendukung Guaido: Kami Ingin Akhiri Kediktatoran
Demonstrasi tidak hanya berlangsung di satu titik. Ratusan pendukung Guaido juga melancarkan protes di La Carlota, sebuah daerah di Caracas.
"Saya percaya bahwa dengan pergi ke jalan-jalan kami akan menunjukkan kepada dunia bahwa kami ada di sini, dan kami ingin mengakhiri kediktatoran ini," kata Tony Pompa, seorang pendukung oposisi.
Meskipun mendapatkan tanggapan dari angkatan bersenjata, Guaido tak gentar. Ia menyerukan massanya kembali beraksi pada Hari Buruh, Rabu 1 Mei 2019 waktu setempat.
Advertisement
Pendukung Maduro Juga Demonstrasi
Tak hanya pendukung Juan Guaido yang melakukan aksi protes. Para simpatisan Maduro juga berunjuk rasa di waktu yang sama. Mereka meneriakkan slogan dukungan dan beberapa di anataranya membagikan poster Maduro.
"Di sini kami mendukung presiden kami, Nicolas Maduro. Dan mendukung tanah air kami tercinta," kata Areli Rodriguez (63) seorang pengacara venezuela di luar kantor kepresidenan, Istana Miraflores.
Terdapat pula pendukung Maduro yang mengkritik oposisi.
"Mereka tidak memiliki jalan, mereka tidak memiliki dukungan. Itulah sebabnya satu-satunya alternatif mereka adalah kekerasan, kudeta," kata Gabriel Rodriguez, penyanyi dan pendukung pemerintahan yang tengah berjalan.