Liputan6.com, Jakarta Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) meminta polisi mengusut tuntas dalang di balik kericuhan peringatan Hari Buruh Sedunia 2019 di beberapa lokasi. Tercatat, kericuhan saat May Day 2019 terjadi di lima provinsi.
Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea menduga ada aktor intelektual di balik bentrokan yang terjadi secara serentak dalam waktu yang bersamaan.
Advertisement
"Pesan untuk Pak Kabareskrim, Bang Idham Aziz, ada kejadian di lima provinsi termasuk di Bundaran HI dan Bandung, kami minta ditelusuri dengan cepat. Saya menilai ini pasti ada aktor intelektualnya sebab bentrok ini terjadi dalam hari yang sama dan jam yang sama," kata Andi Gani.
Menurut dia, kericuhan yang terjadi hampir setiap peringatan May Day dipicu oleh kelompok yang memakai pakaian serba hitam dan memiliki nama Anarko. Ia menegaskan, kerusuhan tersebut bukan berasal dari pihaknya karena bersama serikat buruh lainnya sudah berikrar tidak akan ada letupan-letupan kerusuhan.
"Kami sudah berjanji dan bisa kami buktikan dengan tidak adanya kerusakan apapun. Tapi di beberapa lokasi ada kelompok penyusup berpakaian hitam-hitam Anarko yang sengaja memancing terjadinya bentrok antara buruh dengan kelompok ini," ujar Andi Gani.
* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kericuhan Serupa Tahun Lalu
"Tahun lalu juga ada bentrokan di Patung Kuda antara buruh dengan kelompok ini. Sekarang di Bandung KSPSI diincar lagi. Nah, ini mudah-mudahan jangan sampai buruh menjadi kambing hitam bentrokan-bentrokan ini," imbuhnya, seperti dilansir Antara, Rabu (1/5/2019).
Andi pun meminta Polri segera menuntaskan kasus bentrokan yang terjadi di lima provinsi tersebut. "Kami sangat percaya bahwa Polri bisa menyelesaikan kasus dan masalah ini dengan cepat," ia memungkasi
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (purn) Moeldoko menyatakan dirinya sudah meminta Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Idham Aziz untuk menyelidiki kasus tersebut.
"Saya tadi sudah menyampaikan ke bapak Kabareskrim untuk didalami, ada apa ini? Namanya aja sudah seram, Anarko kan mendekati anarkis. Kami minta dalami siapa di belakangnya," ucap Moeldoko.
Advertisement