Liputan6.com, Jakarta - Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyinggung soal Pemilu Serentak 2019 lalu. Menurut Muhadjir, pemilu yang dilaksanakan pada 17 April 2019 lalu merupakan proses belajar bagaimana mengubah tingkah laku menuju kedewasaan.
"Dalam hal ini semakin dewasa dalam berdemokrasi. Perlu kita ketahui bersama bahwa terbentuknya warga negara yang demokratis merupakan tujuan pendidikan nasional kita," ujar Muhadjir dalam pidato yang diunggah di situs Kemendikbud untuk memperingati Hardiknas, Kamis, (2/5/2019).
Advertisement
Meski demikian, Muhadjir menilai lumrah jika dalam kontestasi berdemokrasi menimbulkan keretakan dan perpecahan.
"Dalam momentum seperti ini tanggungjawab nasional kita dipertaruhkan. Tanggung jawab untuk selalu menjaga aset vital bangsa yang takternilai harganya, yaitu semangat kerukunan, persaudaraan, dan persatuan," ujar dia.
Dalam pidatonya, Muhadjir juga menyinggung soal fokus pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Di mana, pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur.
Mulai jalan tol hingga jalan pedesaan, pelabuhan, dan lapangan terbang. Di samping infrastruktur komunikasi, infrastruktur pengairan untuk memenuhi kebutuhan air dan irigasi serta infrastruktur energi. Menurut Muhadjir, kecukupan infrastruktur merupakan prasyarat untuk menjadi negaramaju. Tidak ada satupun negara maju tanpa didukung infrastruktur yang cukup.
"Dalam hal infrastruktur ini, sebagaimana dinyatakan oleh Presiden Jokowi, Indonesia baru memiliki sekitar 39 persen dari yang seharusnya. Walaupun demikian, alhamdulillah, pembangunan infrastruktur dalam empat tahun terakhir ini kian dirasakan manfaatnya," kata Muhadjir.
* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Perhatian Khusus Bagi Anak-Anak Perbatasan
Di samping pembangunan infrastruktur, kata dia, pemerintahan juga memulai pembangunan daripinggiran. Menurut dia, keduanya memiliki makna yang mendalam. Dengan terbangunnya infrastrukturkhususnya transportasi dan komunikasi, konektivitas seluruh wilayah Indonesia dapat diwujudkan.
"Wilayah Indonesia betul-betul tersatukan di alam nyata, bukan hanya di alam idea. Di sisi lain,pembangunan di wilayah pinggiran dapat mempertegas kehadiran dan kedaulatan negara. Kalausinga jantan, si Raja hutan, menandai batas wilayah kekuasaannya dengan menebar aroma airseninya, negara menandai batas kedaulatannya dengan menebar aroma pembangunan besarbesaran di wilayah pinggiran dan perbatasan," ujar dia.
Dalam rangka menerjemahkan kebijakan tersebut, kata Muhadjir di sektor pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memberi perhatian khusus untuk pendidikan di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal. Bahkan,Kemendikbud memberi perhatian khusus pada pendidikan anak-anak Indonesia yang berada di luar 3 batas negara, seperti anak-anak keturunan Indonesia yang berada di Sabah dan Serawak, negarabagian Malaysia.
Reporter: Firda Suci Fahrunnisa
Advertisement