Hardiknas, Mendikbud Ingin Terapkan Pendidikan Berbasis Teknologi Digital

Hadirnya Revolusi Industri 4.0 telah mempengaruhi cara hidup, bekerja,dan belajar.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mei 2019, 12:31 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat media visit di SCTV Tower, Jakarta, Senin (14/5). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menekankan pesan penting dari Ki Hajar Dewantara, di mana pendidikan memiliki hubungan erat dengan kebudayaan. Hal ini untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang syarat nilai dan pengalaman kebudayaan. Untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, demi terwujudnya Indonesia yang berkemajuan.

Untuk itu, kata Muhadjir, tema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2019 adalah "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan".

Dalam perspektif Kemendikbud, kata Muhadjir, pembangunan sumber daya manusia menekankan dua penguatan, yaitu pendidikan karakter dan penyiapan generasi terdidik yang terampil dan cakap dalam memasuki dunia kerja.

Dalam pendidikan karakter, kata dia, dimaksudkan untuk membentuk insan berakhlak mulia, sopan santun, tanggung jawab, serta budi pekerti yang luhur. Sementara ikhtiar membekali ketrampilan dan kecakapan disertai pula dengan penanaman jiwa kewirausahaan.

"Tentu, semua itu membutuhkan profesionalitas kinerja segenap pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan di tingkat pusat dan daerah," ujar Muhadjir dalam pidato yang diunggah di situs Kemendikbud untuk memperingati Hardiknas, Kamis, (2/5/2019).

Selain itu, kata dia, hadirnya Revolusi Industri 4.0 telah mempengaruhi cara hidup, bekerja,dan belajar. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, dapat mempengaruhi cara berpikir, berperilaku dan karakter peserta didik. Peserta didik, ujar Muhadjir, harus memiliki karakter dan jati diri bangsa di tengah perubahan global yang bergerak cepat.

"Saat ini peserta didik kita didominasi Generasi Z yang terlahir di era digital dan pesatnya teknologi. Mereka lebih mudah dan cepat menyerap teknologi terbaru. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh sekolah dan para guru untuk menerapkan pendidikan berbasis teknologi digital," ujar dia. 

Tentu saja, kata Muhadjir, dengan sentuhan budaya Indonesia melalui tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga pusat pendidikan tersebut harus saling mendukung dan menguatkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Masih Memiliki Keterbatasan

Meski begitu, Muhadjir, mengakui berbagai keterbatasan dalam proses pembangunan pendidikan dan kebudayaan di tanah air. Misalnya, masih dihadapkan pada kompleksitas masalah guru dan tenaga kependidikan.

"Kita juga masih sering menjumpai kasus-kasusyang tidak mencerminkan kemajuan pendidikan, betapapun pemerintah senantiasa responsif dalammemecahkan masalah-masalah tersebut selaras dengan paradigma pendidikan," kata dia.

Kemendikbud juga mencatat, anggaran pendidikan sekitar 63 persen dikelola daerah. Oleh karena itu, perlu diingatkan terus-menerus agar daerah mengambil peran yang lebih aktif dalam memanfaatkan dana APBN baik melalui Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan memperhatikan kualitas pemanfaatan untuk program-program prioritas, serta APBD yang menjamin anggaran pendidikan minimal 20 persen.

Dalam konteks ini, pembangunan pendidikan dan kebudayaan dalam rangka penguatansumberdaya manusia yang berkualitas, akan berjalan secara optimal manakala pemerintah daerahdan segenap pemangku kepentingan yang ada proaktif dan lebih aktif dalam mendorong kemajuandunia pendidikan dan kebudayaan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya