Liputan6.com, Jakarta - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin meyakini momen awal Ramadan 2019 akan jatuh secara bersamaan. Sebab dari kriteria yang ditentukan di Indonesia, semunya sudah terpenuhi pada Magrib, 5 Mei 2019.
Dia menjelaskan, ada kriteria yang berlaku di Indonesia dalam menentukan awal bulan hijriyah. Yaitu wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah, ketinggian bulan dua derajat yang digunakan NU, serta kriteria internasional (kriteria Odeh) dan usulan Rekomendasi Jakarta 2017, yang kriterianya sudah digunakan Persatuan Islam (Persis).
Advertisement
"Semuanya menunjukkan pada saat Maghrib 5 Mei 2019, posisi bulan telah memenuhi kriteria. Artinya, secara hisab ditentukan awal Ramadhan 1440 jatuh pada 6 Mei 2019," ujar Thomas yang dikutip dari blognya, Jumat (3/5/2019).
Namun begitu, ia meminta masyarakat untuk bersabar dalam menunggu kepastian awal Ramadan 2019 tersebut. Agenda penentuan awal puasa baru diputuskan oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada Minggu 5 Mei 2019.
"Kepastiannya menunggu hasil sidang isbat yang akan menggabungkan dengan hasil rukyat (pengamatan) hilal pada saat maghrib 5 Mei 2019," ujar dia.
Muhammadiyah sebelumnya sudah menetapkan pada 6 Mei 2019 sebagai awal Ramadan 2019. Ketetapan itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal.
Hasilnya pada Minggu 5 Mei 2019 menunjukkan tinggi bulan saat terbenam matahari di Yogyakarta +05 48 20". Artinya hilal sudah terwujud.
Sedangkan untuk penentuan hari Raya Idul Fitri, ijtimak jelang Syawal 1440 H terjadi pada hari Senin 3 Juni 2019. Tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta -00 09 22" atau hilal belum terwujud.
"1 Syawal 1440 jatuh pada Rabu, 5 Juni 2019," demikian keterangan Muhammadiyah.