Saham Bank Danamon Merosot 19,77 Persen, Ada Apa?

Usai libur hari buruh, saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) anjlok pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mei 2019, 15:54 WIB
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Usai libur hari buruh, saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) anjlok pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Berdasarkan data RTI, Kamis (2/5/2019) pukul 15.41 waktu JATS, saham PT Bank Danamon Tbk merosot 19,77 persen atau Rp 1.750 ke posisi Rp 7.100 per saham.

Pada Kamis pekan ini, saham Bank Danamon sempat berada di level tertinggi Rp 8.900 dan terendah Rp 7.100 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.945 kali dengan nilai transaksi Rp 88,4 miliar.

Selama dua hari pada periode 29-30 April 2019, saham Bank Danamon sudah susut 1,12 perse ke posisi Rp 8.850 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.742 kali dengan nilai transaksi Rp 49,7 triliun.

Penurunan saham Bank Danamon ini terjadi sesudah transaksi jumbo pada 29 April 2019. Di pasar negosiasi, transaksi saham PT Bank Danamon Tbk mencapai Rp 49,6 triliun.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang baru dirilis pada 2 Mei 2019, manajemen Bank Danamon mengumumkan kalau penggabungan usaha PT Bank Danamon Tbk dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk telah efektif pada 1 Mei 2019.

Perseroan akan memastikan seluruh proses yang dilakukan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Kami juga menyampaikan bahwa pemberitahuan penggabungan telah diterima dan dicatat oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan surat penerimaan pemberitahuan Nomor AHU.01.03-0224741 tanggal 30 April 2019 tentang penerimaan pemberitahuan penggabungan PT Bank Danamon Indonesia Tbk," tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

Adapun hal tersebut juga dapat mempengaruhi harga efek perseroan pada BEI dan keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi tersebut.

 Update

Analis PT OSO Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, ada kekhawatiran pelaku pasar terhadap kinerja Bank Danamon ke depan usai merger dengan Bank Nusantara Parahyangan.

"Bank Danamon merger dengan Bank Nusantara Parahyangan. Terus laporan keuangan Bank Nusantara Parahyangan sebelum merger tercatat turun kalau dilihat dari EPSnya. Dari 15 ke 1 per saham," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, jika merger ini dinilai bagus ke depannya ada pihak yang memanfaatkan untuk melakukan penjualan terlebih dahulu. Investor asing pun cenderung jual saham pada Kamis pekan ini. Nilai aksi jual sekitar Rp 58 miliar. Ia pun merekomendasikan wait and see dulu untuk saham Bank Danamon.

Sukarno menambahkan, anjloknya saham Bank Danamon tersebut juga didorong MSCI keluarkan saham Bank Danamon dari daftar indeks MSCI global. Hal itu efektif pada 6 Mei 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


MUFG Tambah Saham di Bank Danamon dan BNP

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

Sebelumnya, MUFG Bank, salah satu pemegang saham Bank Danamon menambah kepemilikan saham di PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP).

Berdasarkan data RTI, Senin 29 April 2019, transaksi saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencapai Rp 49,6 triliun di pasar negosiasi dan saham BBNP mencapai Rp 3 triliun di pasar negosiasi. Transaksi dua saham bank tersebut mendorong total transaksi pada perdagangan saham awal pekan ini mencapai Rp 61,2 triliun.

Dari keterangan tertulis MUFG Bank, seperti ditulis Selasa 30 April 2019, pihaknya meningkatkan saham di PT Bank Danamon Indonesia Tbk dari 40 persen menjadi 94 persen. Ini sebagai bagian dari tahap ketiga dari transaksi yang diusulkan dalam pengumuman pada 26 Desember 2017.

Pada saat itu, MUFG berencana mendapatkan persetujuan-persetujuan yang diperlukan untuk meningkatkan kepemilikannya di Bank Danamon di atas 40 persen usai menyelesaikan tahap dua pembelian saham Bank Danamon.

Langkah ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi pemegang saham Bank Danamon lainnya untuk tetap jadi pemegang saham dan mendapatkan uang tunai dari MUFG. Dengan diselesaikan tahap tiga, kepemilikan final MUFG di Bank Danamon diharapkan menjadi lebih besar dari 73,8 persen.

Selain itu, kepemilikan sahamnya di PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk dengan anak perusahaan terkonsolidasi MUFG yaitu Acom Co Ltd memiliki saham sebesar 67,6 persen naik menjadi 99, 9 persen.

Bank Danamon dan BNP akan menjadi anak-anak perusahaan terkonsolidasi dari MUFG dan MUFG Bank. BNP dan Bank Danamon secara hukum akan selesaikan penggabungan usaha pada 1 Mei 2019.

Adapun ringkasan transaksi tersebut antara lain jumlah saham yang diakuisisi 5.174.089.400 atau 54 persen. Harga akuisisi Rp 9.590 per saham sehingga total akuisisi saham Bank Danamon mencapai Rp 49,62 triliun.

Sementara itu, jumlah saham BNP yang diakuisisi 736.578.439 atau 92,1 persen. Harga akuisisi Rp 4.088 per lembar saham sehingga total akuisisi Rp 3,01 triliun.

MUFG juga menyampaikan penggabungan usaha Bank Danamon dan BNP. Dengan akuisisi tersebut akan menjadi penggabungan usaha dan BNP akan menjadi bank peserta penggabungan. Penggabungan ini diharapkan efektif pada 1 Mei 2019.

"Dalam transaksi ini, MUFG Bank akan mendapatkan 188.908.053 saham biasa dari Bank Danamon untuk saham Bank BNP yang dimiliki MUFG Bank. Setelah penggabungan usaha, MUFG Bank akan memiliki 9.196.854.799 saham biasa Bank Danamon, yang setara 94,1 persen dari total kepemilikan saham," tulis manajemen perseroan dalam keterangan tertulis.

MUFG dan MUFG Bank telah memperkuat bisnis perbankan umumnya melalui investasi strategis untuk membangun usahanya di Asia Tenggara.

Pada penyelesaian penggabungan usaha, MUFG akan mendorong kolaborasi dan sinergi lebih lanjut dengan Bank Danamon sebagai bank penerima penggabungan dan bank mitra lainnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya