Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah. Hal itu didorong sentimen negatif dari pernyataan pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve Jerome Powell soal suku bunga acuan.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (2/5/2019), IHSG merosot 80,93 poin atau 1,25 persen ke posisi 6.374,42. Indeks saham LQ45 susut 1,21 persen ke posisi 1.006,94. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Sebanyak 267 saham melemah sehingga menekan IHSG. 149 saham menguat dan 115 saham diam di tempat. Usai libur hari buruh, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.465,77 dan terendah 6.363,04.
Baca Juga
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 471.352 kali dengan volume perdagangan 15,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 98,31 miliar di pasar regular. Akan tetapi, di seluruh pasar tercatat aksi jual Rp 191,75 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.255.
10 sektor saham tertekan. Sektor saham industri dasar susut dua persen, dan alami penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur susut 1,74 persen. Kemudian sektor saham aneka industri merosot 1,66 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 1,64 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SOCI mendaki 24,57 persen ke posisi Rp 218 per saham, saham KICI mendaki 19,72 persen ke posisi Rp 340 per saham, dan saham DNAR menanjak 18,18 persen ke posisi Rp 286 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham BDMN merosot 19,77 persen ke posisi Rp 7.100 per saham, saham ERAA terpangkas 22,07 persen ke posisi Rp 1.130 per saham, dan saham PTSN susut 24,17 persen ke posisi Rp 800 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,83 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,42 persen, indeks saham Thailand menanjak 0,34 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,34 persen. Sementara itu, indeks saham Singapura turun 0,20 persen.
Analis PT OSO Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, faktor teknikal dan aksi ambil untung sehingga tekan IHSG. Selain itu, sentimen negatif dari pernyataan pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell yang klaim belum ada penurunan suku bunga pada 2019.
"Dari internal data Nikkei Manufacturing PMI APR turun ke level 50,4 dari sebelumnya 51,2,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IHSG pada Awal Perdagangan Saham
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua arah membuka perdagangan di awal Mei 2019. Awalnya IHSG dibuka menguat, kemudian terjungkal ke zona merah akibat aksi jual investor lokal.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (2/1/2019), IHSG naik 2,76 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.458,12. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG kian menguat 4,38 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.459,73. Namun tak lama, IHSG memalah berbalik ke zona merah turun 13,99 persen ataau 0,22 persen menjadi 6.441,38
Indeks saham LQ45 tergelincir 0,49 persen ke posisi 1.019,82. Seluruh indeks saham acuan melemah. Sebanyak 89 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 87 saham melemah dan 115 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.465,77 dan terendah 6.439,11.
Total frekuensi perdagangan saham 21.473 kali dengan volume perdagangan 1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 463,5 miliar. Investor lokal jual saham Rp 331,8 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) menguat dengan berada di kisaran Rp 14.230.
Sebagian sektor saham melemah dipimpin saham industri dasar yang turun 1,17 persen, saham manufaktur 0,63 persen dan saham konsumen 0,56 persen. Dua sektor saham yang masih sanggup menguat yaitu yaitu saham pertanian yang menguat tipis 0,05 persen dan pertambangan 0,01 persen.
Saham-saham yang melemah antara lain saham PTSN melorot 24,64 persen ke posisi Rp 795 per saham, saham BDMN turun 12,99 persen ke posisi Rp 7.700 per saham, dan saham WIIM melemah 12,03 persen ke posisi Rp 278 per saham.
Sementara itu, saham SOCI menguat 15 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham LPCK naik 7,01 persen ke posisi Rp 1.975 per saham, dan saham CLPO terdorong 7 persen ke posisi Rp 840 per saham.
Advertisement