Liputan6.com, Jakarta - Penjualan produk makanan dan minuman diprediksi naik 10 persen selama Ramadan. Angka tersebut cenderung stagnan bahkan lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Komite Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil menengah (UKM) Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Irwan S Widjaja mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, selama Ramadan terjadi lonjakan penjualan makanan dan minuman mencapai 12 persen. Namun, pada 2019 diperkirakan hanya sekitar 10 persen.
"Tahun sebelumnya naik rata-rata sebesar 9 persen-12 persen. Tahun ini kita prediksi paling tidak sampai 10 persen," ujar dia dalam Kongres Nasional Assessment Center Indonesia (KNACI) ke-5 di Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengungkapkan, stagnannya pertumbuhan penjualan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu karena perubahan pola konsumsi masyarakat dengan hadirnya layanan ojek online. Adanya layanan seperti ini masyarakat mulai beralih untuk membeli makanan dan minuman di restoran.
"Penjualan ada kemungkinan mengalami kenaikan, tapi tidak bisa diprediksi. Karena dulu pola belanja dari konsumen mereka beli makanan olahan untuk disimpan. Tetapi sekarang banyak beli makanan jadi karena sekarang sudah ada layanan seperti Go-Food dan Grab Food, itu ada sedikit peralihan ke sana," kata dia.
Namun demikian, Irwan menyatakan kenaikan penjualan pada tiap jenis makanan berbeda-beda. Untuk jenis makanan instan dan frozen food diperkirakan mengalami paling tinggi.
Hal ini juga didorong oleh perubahan pola konsumsi masyarakat, khususnya di perkotaan yang cenderung membutuhkan produk makanan yang cepat saji dan siap santap.
"Tetapi ada puluhan ribu jenis makanan, ada yang kenaikannya biasa, ada yang kenaikannya tinggi seperti makanan yang ready to eat seperti chicken nugget atau frozen food lain. Kemudian yang instan-instan seperti mie instan. Kenapa? Karena gaya hidup sekarang berbeda seperti dulu. Sekarang orang terkejar waktu," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jelang Ramadan, KSSK Jamin Ketersediaan Uang Tunai
Sebelumnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan ketersediaan uang tunai di tingkat masyarakat akan terjamin pada saat Ramadan dan Lebaran 2019.
Hal itu dipastikan setelah dilakukannya koordinasi antara anggota KSSK yang terdiri dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Ketua KSSK yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari hasil rapat koordinasi yang dilakukan oleh seluruh anggota KSSK, pihaknya berkomitmen akan memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi menjelang puasa dan Lebaran.
Salah satunya melalui ketersediaan uang rupiah yang memadai dan senantiasa memantau kecukupannya.
"Dalam rangka mendekati bulan puasa dan Lebaran KSSK akan terus lakukan koordinasi dalam rangka menjamin terpenuhinya uang tunai masyarakat," kata Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Selasa, 23 April 2019.
Sri Mulyani mengatakan, kegiatan musiman tersebut menjadi momentum bagi mayoritas umat muslim yang menjalankan.
Tingkat konsumsi pada saat itu juga diprediksi bakal meningkat, sehingga ketersediaan uang tunai pun menjadi suatu pemenuhan bagi tim KSSK.
"Antisipasi ramadhan kami akan bekerja sama menjaga stabilitas dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang aktivitasnya biasanya tinggi di bulan puasa nanti dan hari raya nanti," pungkasnya.
Advertisement