Astronom: Awal Ramadan Mulai 6 Mei

Astronom dunia menyebut awal puasa Ramadan jatuh pada tanggal 6 Mei di sebagian besar negara-negara pemeluk Islam.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 03 Mei 2019, 07:20 WIB
Ilustrasi Ramadan. (Pixabay)

Liputan6.com, Abu Dhabi - International Astronomical Centre atau Pusat Astronomi Internasional telah memperkirakan awal Ramadan . Menurut pengamatan mereka, dimulainya bulan suci umat Muslim itu jatuh pada 6 Mei di sebagian besar negara-negara pemeluk Islam.

"Mengamati bulan sabit akan mustahil dari Asia Timur dan Tenggara serta Eropa Selatan dan sebagian besar negara-negara Arab pada Minggu, 5 Mei," kata Direktur Pusat Astronomi, Mohammad Shawkat seperti dikutip dari Gulf News, Jumat (2/5/2019).

Mohammad Shawkat kemudian menegaskan bahwa akan mungkin untuk melihat bulan hanya dengan teleskop.

"Melihat bulan akan sulit di negara-negara Afrika Barat dan Selatan dan sebagian besar AS, sementara itu akan relatif lebih mudah di Amerika Tengah," tambahnya.

Sebelumnya, seorang astronom Kuwait juga menyebut bahwa bulan puasa Ramadan akan dimulai pada Senin 6 Mei.

Adel Al Saadoon mengatakan bulan sabit yang menandai awal bulan yang dimuliakan oleh umat Islam akan mudah terlihat pada Minggu 5 Mei. Namun ia tak menyebut detail di mana lokasi penampakan bulan akan mudah terlihat.

"Itu bisa dilihat dengan mudah tanpa perlu teleskop," tambahnya. "Bulan Ramadan akan berlangsung 29 hari tahun ini."

Ramadan adalah bulan kesembilan dari kalender Islam berbasis 12 bulan bulan yang diikuti oleh umat Islam. Bulan hijriyah berlangsung selama 29 atau 30 hari tergantung pada penampakan bulan sabit untuk total 354 hari dalam setahun.


Metode Melihat Bulan

Ilustrasi Ramadan (sumber: iStock)

Mengapa dilakukan pemantauan bulan sabit pada awal Ramadan oleh tim pemantau hilal?

Kalender Islam ditentukan oleh fase bulan, yang panjangnya 29 atau 30 hari. Jadi kehadiran bulan baru menandakan dimulainya bulan baru di kalender Islam.

Petugas akan mulai memantau bulan sabit baru setelah terbenam matahari pada akhir Syakban. Jika hilal tidak terlihat, maka menggunakan perhitungan berdasarkan tanggal atau digenapkan menjadi 30 hari di bulan tersebut.

Tetapi jika bulan sabit terlihat, Ramadan dimulai pada hari berikutnya.

Proses ini diulangi lagi untuk menandai akhir bulan suci dan hari pertama Syawal, bulan ke-10 dalam kalender Islam. Namun, mencari bulan sabit baru bisa sedikit rumit karena biasanya hanya terlihat sekitar 20 menit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya