Liputan6.com, Jakarta - Harga emas merosot ke level terendah dalam empat bulan pada perdagangan Kamis setelah Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) memupuskan harapan akan adanya penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Permintaan akan emas pun melemah sehingga menekan harga.
Mengutip Reuters, Jumat (3/5/2019), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.269 per ounce , setelah menyentuh level terendah sejak akhir Desember 2018 di USD 1.265,85 per ounce di awal sesi perdagangan.
Penurunan ini berada di jalur untuk mencatatkan penurunan presentase terbesar dalam satu hari dalam lebih dari dua pekan.
Sedangkan untuk harga emas berjangka AS turun USD 12,20 menjadi USD 1.272 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
"Banyak orang menyiapkan posisi bahwa diposisikan the Fed akan menyatakan dovish sebenarnya," kata Fawad Razaqzada, analis pasar Forex.com.
"Kami melihat peluang dari penurunan suku bunga di 2019 jatuh dari 75 persen menjadi 50 persen sehingga orang merevisi ekspektasi penurunan suku bunga mereka karena The Fed tidak sesederhana yang diharapkan orang." lanjut dia.
The Fed memang mempertahankan suku bunga acuan dan tidak berubah pada rapat Rabu kemarin, sesuai dengan harapan pasar.
Namun, para pelaku pasar terkejut ketika bank sentral menekankan bahwa tidak ada alasan kuat untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga dalam waktu dekat, karena melihat meningkatnya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perdagangan Sebelumnya
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas turun ke level terendah satu minggu pada hari Rabu (Kamis pagi WIB) karena dolar Amerika Serikat (AS) bangkit usai Federal Reserve AS mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini. Emas juga tertekan karena Bank Sentral AS mengisyaratkan pertumbuhan ekonomi yang kuat .
Dikutip dari Reuters, Kamis (2/5/2019), harga emas di pasar spot tergelincir 0,6 persen menjadi USD 1.276,36 per ounce, setelah jatuh sebanyak 0,8 persen ke sesi rendah USD 1,272.74, terendah sejak 24 April. Harga emas berjangka AS juga turun 0,1 persen menjadi 1.284,20 per ounce.
BACA JUGA
Bank Sentral AS mempertahankan suku bunga stabil dan mengisyaratkan sedikit selera untuk menyesuaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Dolar AS bangkit kembali setelah pengumuman The Fed, setelah menurun untuk tiga sesi sebelumnya. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas, yang tidak menghasilkan bunga, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Ketakutan akan kemungkinan kenaikan suku bunga menghilang, itu positif untuk emas, kemudian konferensi pers dimulai dan semua hal keluar sekaligus yang mengguncang pikiran para pedagang," kata George Gero, Direktur Pelaksana RBC Wealth Management.
Pasar tenaga kerja tetap kuat dan aktivitas ekonomi naik pada tingkat yang solid dalam beberapa pekan terakhir, The Fed mengatakan dalam sebuah pernyataan kebijakan. Itu membebani emas, yang sering digunakan sebagai alternatif untuk risiko politik dan keuangan.
"Itu pembalikan yang cukup cepat untuk emas, itu ada hubungannya dengan kurangnya inflasi menurut Powell, kurang kekhawatiran tentang Brexit dan pada laporan bahwa mungkin ada kesepakatan dengan China, yang mengguncang pedagang emas," tambah Gero.
Advertisement