Liputan6.com, Tokyo - Lebih dari 82 persen rakyat Jepang mengaku menyukai Kaisar Naruhito yang baru dinobatkan, sementara hampir 80 persen mengatakan akan mendukung memungkinkan perempuan naik ke takhta kekaisaran, ungkap sebuah survei oleh kantor berita Kyodo News pada hari Kamis.
Dalam jajak pendapat nasional Jepang selama dua hari, yang dilakukan setelah aksesi Kaisar Naruhito pada hari Rabu, 82,5 persen mengatakan mereka merasakan kedekatan dengan kaisar berusia 59 tahun itu, sementara 11,3 persen lainnya mengatakan sebaliknya.
Sementara itu, sebagaimana dikutip dari The Japan Times pada Jumat (3/5/2019), tingkat dukungan untuk Kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe tidak banyak berubah di angka 51,9 persen, dibandingkan dengan 52,8 persen dalam survei sebelumnya pada bulan April.
Baca Juga
Advertisement
Adapun tingkat ketidaksetujuannya mencapai 31,3 persen, sedikit turun dari 32,4 persen tahun lalu.
Survei tersebut mencakup 743 rumah tangga yang dipilih secara acak dengan pemilih yang memenuhi syarat serta 1.238 pengguna telepon seluler, yang masing-masing memperoleh tanggapan dari 516 dan 518 orang.
Di tengah kekhawatiran tentang stabilitas suksesi kekaisaran Jepang, yang hanya memungkinkan pewaris laki-laki di pihak ayah untuk memerintah sebagai kaisar, 79,6 persen mengatakan mereka akan mendukung seorang perempuan naik tahta di masa depan, sementara 13,3 persen tidak akan.
Pemerintah konservatif yang dipimpin oleh Abe, termasuk yang pertama kali menjabat antara 2006 dan 2007, telah menyatakan kehati-hatian tentang mengubah garis suksesi laki-laki.
Meski begitu, pihak parlemen Jepang mengakui perlunya mengatasi jumlah anggota keluarga kekaisaran yang menyusut.
Ada Tiga Ahli Waris Setelah Kaisar Naruhito
Saat ini, ada tiga ahli waris di antara 18 anggota keluarga kekaisaran Jepang, yakni adik kaisar Putra Mahkota Akishino (53), putranya yang bernama Pangeran Hisahito (12), dan paman kaisar Pangeran Hitachi (83).
Satu-satunya anak yang lahir dari pasangan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako adalah putri mereka, Aiko (17).
Kaisar Naruhito naik takhta setelah ayahnya, Kaisar Emeritus Akihito (85), mengundurkan diri secara resmi pada Selasa 30 April, karena khawatir akan usianya yang lanjut.
Keputusan Akihito itu merupakan yang pertama kalinya terjadi dalam 202 tahun terakhir.
Advertisement
Berjalan Bersama dengan Rakyat
Dalam pidato pertamanya setelah penobatan pada hari Rabu, Kaisar Naruhito berjanji untuk berjalan bersama rakyatnya, mengikuti contoh yang diberikan oleh ayahnya.
Dia juga berjanji memenuhi peran simbolisnya, dan bersikap non-politis sesuai dengan Konstitusi pasca-Perang Dunia II.
"Dalam mengaksesi takhta, saya bersumpah bahwa saya akan merenungkan secara mendalam pada jalan yang diikuti oleh kaisar emeritus, dan mengingat jalan yang diinjak oleh kaisar di masa lalu, dan akan mengabdikan diri untuk perubahan yang lebih baik," katanya.