Juventus Selalu Gagal di Liga Champions, Ini Analisa Lippi

Marcelo Lippi pernah membawa Juventus menjuarai Liga Champions pada musim 1995-1996.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2019, 06:20 WIB
Mantan pelatih Juventus, Marcelo Lippi (AFP PHOTO/GIUSEPPE CACACE).

Liputan6.com, Turin - Kata kegagalan seringkali akrab dengan Juventus saat beraksi di kompetisi Eropa, terutama Liga Champions. Sang mantan pelatih, Marcello Lippi, menjelaskan bahwa ada satu faktor yang membuat bekas klub asuhannya sering gagal meraih trofi bergengsi itu.

Lippi merupakan salah satu pelatih Juventus yang bisa disebut berhasil. Sebab berkat racikan taktiknya, Bianconeri sukses menyabet banyak gelar. Salah satunya adalah gelar Liga Champions yang diraih pada musim 1995/1996 silam usai mengalahkan Ajax Amsterdam.

Sejauh ini Juventus sudah mengoleksi dua trofi Liga Champions. Tapi setelah itu, mereka tak pernah lagi menggenggam gelar tersebut. Tiga kali mereka berhasil mencapai babak final pasca keberhasilan di tahun 1996, tapi tak sekalipun mereka keluar sebagai pemenang.

Musim ini, Juventus kembali menemui kegagalan. Di babak perempat final, mereka diyakini bisa melaju lebih jauh lantaran bertemu dengan klub underdog, Ajax Amsterdam. Tapi di luar dugaan, skuat asuhan Massimiliano Allegri tersebut malah harus pulang lebih dulu.

Juventus dicap gagal. Pembelian Cristiano Ronaldo dari Real Madrid senilai 100 juta euro, yang dianggap sebagai salah satu cara bagi Bianconeri untuk meraih trofi Liga Champions, langsung disebut gagal. Lippi sendiri menilai ada satu sisi dari Juventus yang masih kurang.

"Kami butuh sedikit keberuntungan. Dalam lima tahun terakhir, kami berhasil mencapai final dua kali, tahun ini tidak berjalan dengan baik karena Chiellini tidak tampil saat melwan Ajax," tutur Lippi kepada Sky Sport.


Pemain Penting Absen

Para pemain Juventus merayakan gelar juara Serie A 2019 usai menaklukkan Fiorentina di Stadion Juventus, Sabtu (20/4). Juventus menang 2-1 atas Fiorentina. (AFP/Isabella Bonotto)

"Selain dia ada beberapa pemain penting lainnya yang absen, saat Anda berada di Liga Champions, anda membutuhkan semua pemain anda dalam keadaan 100 persen," lanjutnya.

Kegagalan di Liga Champions membuat posisi Allegri semakin terpojok. Meskipun berhasil mengantar Juventus meraih Scudetto musim ini, namun gagal meraih trofi Liga Champions dianggap oleh penggemar sebagai dosa besar.

Spekulasi mengenai kepergiannya pun terus berkumandang, walau baik dari Allegri dan sang presiden, Andrea Agnelli, telah menampik kabar tersebut. Lippi pun mendapat pertanyaan seputar masa depan pria berumur 51 tahun itu.


Nasib Allegri

"Akankah dia [Allegri] bertahan? Itu tergantung apakah Anda sudah merasa perputarannya tertutup, saat saya pergi saya berpikir soal ini, lalu kembali dan menang lagi," tandasnya.

Sebagai informasi, Lippi pernah memegang Juventus dari tahun 1994 hingga 1999. Setelahnya ia memutuskan untuk hengkang dan melatih klub rival, Inter Milan, selama satu musim sebelum akhirnya kembali ke pelukan Juventus pada tahun 2001.

Sumber: Bola.net

Saksikan video pilihan di bawah ini 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya