Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengungkapkan kendala pembangunan Palapa Ring Timur. Saat ini, pembangunan Palapa Ring Timur baru mencapai 96 persen.
Dikutip dari situs resmi Kemkominfo, Jumat (5/3/2019), Rudiantara mengatakan kendala pembangunan Palapa Ring Timur berkaitan dengan kondisi geografis, seperti adanya pegunungan.
Kendala dan tantangan di Papua, misalnya kata Rudiantara, terjadi di beberapa kota/kabupaten bagian Selatan maupun di Utara seperti Jayapura, Timika, Merauke, bahkan sampai ke Tanah Merah.
Baca Juga
Advertisement
"Permasalahannya kan yang ada di gunung. Di gunung, kita tidak bisa menarik fiber optik, sedangkan di laut dan darat bisa," ungkap Rudiantara.
Selain itu, kendala lain juga terbatasnya akses jalan untuk membawa material pembangunan Palapa Ring Timur di sub paket B. Palapa Ring Timur dibagi menjadi dua sub, yakni sub paket A dan sub paket B.
Sub paket A mencakup Provinsi Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat, yang pembangunannya sudah selesai. Sementara sub paket B berada di Provinsi Papua.
Sub paket B di Papua terdapat 52 titik, sehingga kata Rudiantara, pemerintah harus membangun microwave.
Dari 52 titik tersebut, 28 diantaranya tidak ada jalan yang dapat membawa para pekerja dan material.
"Karena tidak ada jalan, satu-satunya jalan adalah menggunakan helikopter untuk membawa pekerja dan material, juga termasuk membawa air galon. Kenapa air galon? Untuk mengaduk semen kan perlu air. Nah, di atas (gunung) kan tidak ada air. Bayangkan di ketinggian 3500 meter di atas permukaan laut," tambahnya.
Meskipun ada sejumlah tantangan, Rudiantara memastikan proses pembangunan harus tetap berjalan.
"Kami tidak akan menyerah. Kami akan tuntaskan," tutur pria yang akrab disapa Chief RA tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Masyarakat Papua Sambut Baik Proyek Palapa Ring Paket Timur
Lebih lanjut, Kemkominfo sebelumnya sempat membantah spekulasi yang menyebutkan masyarakat Papua akan menghambat proyek internet cepat Palapa Ring Paket Timur. Mereka justru memberikan respons positif.
"Tidak benar jika sepenuhnya mereka menghambat, mereka justru antusias. Pada saat saya ke sana (sosialisasi Palapa Ring Paket Timur pada Februari 2017), mereka bahkan meminta ground breaking lebih cepat," ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, beberapa waktu lalu.
Namun Rudiantara mengakui ada sejumlah tantangan pembangunan proyek Palapa Ring Paket Timur di wilayah Papua.
Selain soal lahan, wilayah yang tidak memiliki akses internet paling banyak di Palapa Ring Paket Timur berada di Papua dan Papua Barat.
Dari total 46 kabupaten/kota di Paket Timur, baru 11 wilayah yang memiliki akses internet.
Sementara di wilayah Papua dan Papua Barat, dari 37 kabupaten/kota, hanya 7 yang sudah dijangkau internet.
Oleh sebab itu, pembangunan proyek Palapa Ring Paket Timur akan memakan waktu cukup lama, tapi dipastikan tidak akan melewati tenggat waktu.
"Memang akan memakan waktu lama, tapi akhir 2019 semuanya harus selesai," pungkas Rudiantara.
(Din/Jek)
Advertisement