Liputan6.com, Jakarta Dalam hitungan hari, bulan suci Ramadan akan segera menyapa umat Islam. Datangnya Ramadan selalu dinantikan karena membawa keutamaan-keutamaan yang bisa diraih lewat banyak amalan.
Puasa menjadi amalan wajib dan utama saat Ramadan. Ibadah puasa memiliki makna pengendalian diri atas segala sesuatu, baik bersifat ragawi maupun batin.
Advertisement
Akan tetapi, ada pula amalan-amalan yang justru harus kita hindari. Karena, apabila melakukannya, Ramadan kita akan rusak dan amalan ibadah menjadi sia-sia.
Dikutip dari rumaysho.com, ada amalan yang bisa merusak Ramadan. Berikut jenis-jenis amalan tersebut:
Pertama, tidak menghiasi Ramadan dengan ilmu. Sepanjang Ramadan, akan ada banyak majelis taklim digelar, mulai Subuh hingga menjelang Magrib.
Ilmu merupakan penuntun dalam menjalani hidup. Tanpa ilmu, hidup terasa sulit. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Ramadan kita diisi dengan menambah ilmu.
Ibnu Taimiyah dalam Miftah Dar As Sa'adah memberikan penjelasan sebagai berikut.
"Siapa yang terpisah dari penuntun jalannya, maka tentu ia bisa tersesat. Tidak ada penuntun yang terbaik bagi kita selain dengan mengikuti ajaran Rasulullah SAW."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Amalan Berikutnya
Amalan kedua, tidak berhenti maksiat. Puasa tidak sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga berhenti dari perbuatan maksiat yang berujung dosa. Apalah guna beribadah, tapi enggan meninggalkan maksiat.
Dalam hadis riwayat Ahmad, Rasulullah Muhammad SAW bersabda,
"Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja."
Sementara dalam hadis riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda,
"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa."
Ketiga, melakukan salat tarawih dengan sangat cepat. Salat semacam ini memang hemat waktu, tapi menyalahi kaidah, yaitu kekhusyukan.
Dalam hadis riwayat Bukhari, Abu Hurairah RA berkata, "Nabi SAW melarang seseorang salat mukhtashiron."
Ibnu Hajar dalam kitab Bulughul Maram memberikan penjelasan mengenai kata mukhtasiron.
"Sebagian ulama menafsirkan ikhtishor (mukhtashiron) dalam hadis di atas adalah salat yang ringkas (terburu-buru), tidak ada thuma’ninah ketika membaca surat, ruku’ dan sujud."
Sumber: Dream.co.id
Advertisement