Embusan Hingga 180 Km/Jam, Topan Fani Bisa Porak-Poranda Pesisir Timur India

Hembusan angin Topan Fani berkekuatan 180 kilometer per jam, menyebabkan kerusakan cukup parah di banyak wilayah Indonesia timur.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 03 Mei 2019, 14:18 WIB
Ilustrasi topan badai di pesisir (AFP Photo)

Liputan6.com, Kolkata - Sebagai salah satu badai terbesar yang berasal dari Samudera Hindia, kedatangan Topan Fani membuat waspada penduduk di pesisir timur India, termasuk juga beberapa wilayah di barat daya Bangladesh, dalam beberapa hari terakhir.

Topan Fani mendarat di pesisir timur India pada Jumat pagi, membuat banyak pohon tumbang, menerbangkan atap-atap rumah, serta memutus aliran listrik dan air.

Dikutip dari The Straits Times pada Jumat (3/5/2019), dampak Topan Fani juga memicu gelombang tinggi yang berisiko membanjiri daerah-daerah dataran rendah.

Saat ini, kecepatan embusan angin Topan Fani tercatat mencapai 180 kilometer per jam, yang memicu banyak kerusakan di pesisir timur India.

Badan meteorologi setempat mengatakan bahwa angin yang dipicu oleh Topan Fani bisa mencapai kecepatan 200 kilometer per jam, atau setara dengan badai kategori 3 hingga 4.

Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang di negara bagian Odisha, tempat di mana 10.000 orang tewas akibat hantaman topan dahsyat pada 1999, telah mengevakuasi lebih dari satu juta orang ketika mereka khawatir tentang kemungkinan gelombang setinggi 1,5 meter.

Ratusan ribu orang lainnya di negara bagian Benggala Barat juga telah diperintahkan untuk menyelamatkan diri. Tim-tim khusus bergerak melalui desa-desa wisata setempat untuk mendesak para wisatawan segera berpindah ke tempat yang lebih aman.

Topan Fani diperkirakan akan meluncur ke timur laut ke negara bagian Benggala Barat dan menuju Bangladesh, pada lintasan yang akan berdampak terhadap 100 juta orang.

Sejauh ini, belum ada laporan korban jiwa atau terluka akibat hantaman badai dahsyat yang terbentuk di Teluk Benggala itu.


3.000 Tempat Berlindung Dibuka

Ombak besar akibat pengaruh Topan Fani menghantam pesisir timur India (AP Photo)

Para ahli meteorologi telah memperingatkan tentang "kehancuran total" pada rumah-rumah beratap jerami akibat hantaman Topan Fani. Badai tersebut juga diperkirakan akan mencabut banyak tiang listrik dan komunikasi di wilayah yang dilintasinya.

Sekitar 3.000 tempat berlindung di sekolah dan gedung pemerintah telah dibuka untuk menampung lebih dari satu juta orang di negara bagian Odisha. Lebih dari 100.000 paket makanan kering juga siap dijatuhkan ke daerah terdampak jika diperlukan.

Sementara itu, hantaman Topan Fani menyebabkan 200 jadwal perjalanan kereta dibatalkan di sepanjang rute pesisir India timur. Namun, tiga rangkaian kereta dijalankan khusus untuk mengevakuasi peziarah dan wisatawan dari kota suci Puri.

Banyak penerbangan juga dibatalkan untuk keluar dan masuk ibu kota negara bagian Odisha, Bhubaneswar, dan kota Kolkatta di Benggala barat, setidaknya hingga Sabtu esok.

Berbagai pelabuhan utama di wilayah terkait juga ditutup sementara waktu, tetapi Angkatan Laut India telah mengirim enam kapal perang untuk siaga evakuasi.


Kota Suci Hindu Terdampak

Bendera India (iStock)

Pada hari Jumat pagi, Topan Fani juga menghantam di kota suci Hindu Puri, yang merupakan tujuan wisata utama di pesisir India timur, dan menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya.

Beberapa responden kantor berita AFP di lokasi terdampak mengatakan bahwa sebagian Kota Puri telah berubah seperti kota hantu, di mana banyak pohon roboh, dan permukaan air naik, bahkan sebelum Topan Fani benar-benar datang menghantam.

Listrik dan pasokan air telah terputus untuk sebagian besar kota berpenduduk 200.000 orang itu.

Hanya beberapa kendaraan polisi dan traktor yang terlihat di jalanan, di mana mereka berusaha menarik pohon atau menyingkirkan tembok yang runtuh.

Di Bangladesh, kepala manajemen bencana Mohammad Hashim mengatakan bahwa lebih dari 4.000 tempat perlindungan topan telah dibuka di 19 distrik pesisir.

Biro cuaca negara itu telah memerintahkan kapal penangkap ikan laut dalam untuk tinggal di dekat pantai, sementara kegiatan transportasi air darat dihentikan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya