Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat hingga tanggal 2 Mei capital inflow atau aliran modal asing dari investor yang masuk ke Indonesia telah mencapai Rp 131,1 Triliun. Dana tersebut masuk melalui berbagai instrumen keuangan ke pasar domestik. Terutama di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN).
Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo di Mesjid Kompleks Gedung BI, Jumat (3/5).
"Mengenai aliran modal asing sampai 2 Mei menunjukkan bahwa aliran modal asing year-to-date (ytd)Rp131,1 Triliun," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Dia mengungkapkan, modal investor tersebut terdiri dari Rp 66,3 triliun masuk melalui SBN dan Rp 66,1 triliun masuk ke pasar saham.
"Kalau kita bandingkan SBN ytd sudah melebihi keseluruhan tahun 2018 yang saat itu Rp 57,1 trilun. Ini menunjukkan suatu confidence investor terhadap perekonomian Indonesia dan menariknya imbal hasil portofolio di Indonesia," ujarnya.
Dia mengungkapkan, peningkatan arus masuk terjadi cukup signifikan di pasar saham yang saat ini sudah tembus Rp 66,1 Triliun sementara tahun lalu hanya Rp 51,9 triliun. Hal itu disebabkan adanya realisasi investasi dan akuisisi pada sebuah bank.
"Mengenai aliran modal ke saham yang 66,1 triliun meningkat besar. Tahun lalu net outflow 51,9 triliun. Memang pada minggu lalu dari 66,1 triliun terbesar itu 50,1 triliun memang adanya realisasi investasi di sebuah bank nilainya cukup besar dan mulai direalisasikan dan tercatat di jumlah realisasi saham tadi," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sosok Presiden Tak Pengaruhi Keputusan Investor Tanam Modal ke Indonesia
Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan mengatakan, para investor di pasar modal baik lokal maupun asing tengah menunggu pengumuman hasil perhitungan resmi KPU pada 22 Mei 2019 nanti. Dia memperkirakan, hingga tanggal 22 Mei, kondisi pasar modal akan tetap flat.
"Kan tinggal 20 hari lagi. Jadi walaupun wait and see tapi tidak akan jual dulu," kata dia saat ditemui, di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.
Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa siapa pun pemenang pemilu yang diumumkan KPU nanti, tidak akan terlalu berdampak pada keputusan investor ketika mempertimbangkan untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Figur tidak terlalu berpengaruh. Enggak terlalu berpengaruh figur politik. 3 tahun lalu (dana) asing masuk atau keluar tidak pengaruh siapa pun yang jadi presidennya," kata dia.
Justru yang menjadi pertimbangan utama bagi para investor adalah kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Jika kondisi itu terjaga, maka inflow tentu akan mengalir masuk.
"Kriteria pertama harus aman. Terbukti (perhelatan pemilu) aman. Yang penting aman tidkanya pemilu," tandasnya.
Advertisement
Kepala BKPM Sebut Investor Sambut Positif Hasil Hitung Cepat Pilpres 2019
Sebelumnya, pemilihan presiden (pilpres) 2019 telah usai. Meski presiden terpilih belum diumumkan secara resmi tapi banyak survei dan hitung cepat (quick count) yang menyatakan kemenangan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Maruf.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengungkapkan, para investor menyambut baik kemenangan paslon nomor urut 01 tersebut.
"Komunitas investor menganggap kasat mata paslon 01 telah memenangkan pemilu," kata dia di kantornya, pada Selasa 30 April 2019.
Hal itu membuat kondisi pasar mendapat sentimen positif. Di antaranya kurs rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menunjukkan arah positif.
Selain itu, dia mengungkapkan investor mengaku senang dengan kemenangan tersebut sebab dipastikan akan terjadi kontinuitas dari kebijakan yang selama ini telah ada.
"Perspektif investor cukup jelas Jokowi-Maruf amin telah memenangkan pemilu, sehingga ada stabilitas dan kontinuitas dari Jokowi beserta program-programnya untuk 5 tahun lagi. Jadi jelas. Kalangan investor menyambut positif paslon 01 dengan alasan kontinuitas dan stabilitas," ujar dia.
Sebelumnya, BKPM baru saja merilis data realisasi investasi kuartal I 2019, dengan total investasi mencapai Rp 195,1 triliun, naik 5,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 , yaitu sebesar Rp 185,3 triliun. Untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 87,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 107,9 triliun.
Sementara itu, tenaga kerja yang terserap selama periode tersebut adalah sebanyak 235.401 tenaga kerja Indonesia. Nilai realisasi investasi triwulan tersebut sudah mencapai 24,6 persen dari target investasi pada 2019 sebesar Rp 792,0 triliun.