Polri Sebut Anarko Sindikalisme Ikuti Pola Fenomena di Rusia

Namun menurut Polri, sejauh ini kelompok yang berada di Indonesia hanya meminjam nama.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 03 Mei 2019, 20:27 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan, kelompok Anarko Sindikalisme yang melakukan tindakan vandalisme dan memancing kerusuhan pada peringatan Hari Buruh di sejumlah kota terinspirasi oleh fenomena internasional.

“Kita sudah mengidentifikasi fenomena ini pertama kali muncul di Rusia. Jadi mereka ini prinsipnya mengatur dan mengajak para buruh untuk tidak mengikuti regulasi pemerintah, kemudian regulasi perusahaan, regulasi serikat buruh,” tutur Dedi di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019).

Menurutnya, kelompok Anarko Sindikalisme tersebut ingin mengatur sistem dengan sebebas-bebasnya. Dimulai dari masalah penggajian, sistem kerja, hingga hak-hak dari kaum buruh.

Namun, sejauh ini kelompok yang berada di Indonesia hanya meminjam nama. Artinya, kelompok ini masih diduga tidak berafiliasi dengan yang ada di luar negeri.

“Meminjam, istilahnya meminjam nama yang sudah trending di dunia internasional. Pola-polanya juga seperti itu, kan masih didalami semuanya, makanya kita enggak buru-buru,” ujar Dedi.

 


Berikan Pelatihan ke Anggota

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo memberikan keterangan terkait bom Sibolga, di Mabes Polri, Rabu (13/3). Saat ini, kepolisian juga tengah melakukan sterilisasi agar tidak terjadi ledakan susulan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ia menegaskan, pihaknya juga akan memberikan pelatihan kepada para polisi dalam rangka mitigasi gerakan agar penanganan masalah tepat sasaran.

“Kita butuh analisa komprehensif, tidak bisa cuma polisi sendiri, tapi kerja sama dengan beberapa sektor terkait, bisa dengan Kemenaker, Kemenkumham, Kemenlu, dan badan intelijen lain biar betul-betul komprehensif kesimpulannya,” ia mengakhiri.

* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya