Dolar AS Lesu, Harga Emas Menguat

Harga emas naik pada perdagangan Jumat waktu setempat.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Mei 2019, 06:45 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas naik pada perdagangan Jumat waktu setempat. Penguatan harga emas itu memulihkan sebagian dari penurunan tajam pada perdagangan Kamis.

Meski demikian, harga emas cenderung melemah selama sepekan dan catatkan penurunan dalam lima minggu berturut-turut.

Data ekonomi AS mengungkapkan AS menciptakan 263 ribu tenaga kerja pada April. Angka ini lebih besar dari yang diperkirakan. Dengan jumlah tenaga kerja yang meningkat itu mendorong tingkat pengangguran ke posisi terendah dalam 49 tahun di kisaran 3,6 persen.

Indeks dolar AS pun melemah. Indeks dolar AS turun 0,3 persen sehingga berkontribusi terhadap penurunan mingguan 0,5 persen. Dolar AS mendukung pergerakan harga emas dalam mata uang dolar AS.

"Reaksi dolar AS terhadap data tenaga kerja merupakan pergerakan V yang khas, naik pertama kemudian turun karena investor menyadari laporan nonfarm payrolls tidak sekokoh yang disarankan dalam pertumbuhan pekerjaan utama. Demikian pula, imbal hasil awalnya naik kemudian jatuh kembali saat obligasi menguat," ujar Fawad Razaqzada, Analis Forex.com, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (4/5/2019).

Hal ini membantu menopang bursa saham AS dan harga emas. "Dengan persepsi data tenaga kerja bervariasi tidak mengubah prospek suku bunga AS," ujar dia.

Harga emas untuk pengiriman Juni di divisi Comex naik 0,7 persen atau USD 9,3 ke posisi USD 1.281,30 per ounce. Harga emas melemah 0,6 persen selama sepekan.

Harga perak untuk Juli naik 2,5 persen menjadi USD 14.978. Selama sepekan, harga perak melemah 0,7 persen.

Data ekonomi lainnya yaitu indeks nonmanufaktur Institute for Supply Management (ISM) terbaru yang dirilis pada Jumat pekan ini tercatat 55,5 pada April. Angka ini paling lambat sejak Agustus 2017.

Pembacaan indeks layanan ISM tidak terlalu baik, jadi sementara pekerjaan kuat, hal itu menurut Wakil Presiden Direktur GoldMining Inc, Jeff Wright. Dengan melihat kondisi itu, ada sinyal kecil dari hambatan ekonomi.

"Saya percaya ini berperan dalam pernyataan FOMC untuk mencari cara-cara kreatif menjaga suku bunga rendah tanpa pemotongan suku bunga,” kata dia.

Adapun harga emas mencatatkan penutupan ke level terendah selama 2019 pada perdagangan Kamis waktu setempat.

Hal ini seiring dolar AS menguat usai pernyataan pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell yang tampaknya mengecewakan para investor yang mencari sinyal kebijakan suku bunga the Fed.  Sebaliknya Powell tidak memberikan petunjuk tentang arah langkah kebijakan selanjutnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Selanjutnya

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sedangkan selama sepekan harga emas melemah dipicu laporan World Gold Council yang menunjukkan permintaan emas menguat sekitar tujuh persen menjadi 1.053,3 metrik ton (MT).

"Ini seharusnya menjadi berita fundamental cukup mendorong harga emas menguat. Sayangnya pasar emas terpukul karena aliran modal pindah ke bursa saham AS," ujar Analis Zaner Metals.

Selain itu, kesepakatan perdagangan AS-China sudah dekat sehingga meningkatkan daya tarik bursa saham. Hal ini membuat investor melepas emas.

Sementara itu, harga logam lainnya seperti harga platinum naik 2,4 persen menjadi USD 874,80 per ounce.

Harga platinum turun 3,2 persen selama sepekan. Harga palladium naik 1,1 persen menjadi USD 1.358 per ounce, dan melemah 6,2 persen selama sepekan. Harga tembaga 1,4 persen menjadi USD 2.819 per pound.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya