Jurus Pemprov Jatim Tekan Harga Bawang Putih

15 ribu ton bawang putih impor ini masuk ke Jawa Timur diperkirakan pada 10 Mei 2019.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Mei 2019, 10:30 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan sidak di Pasar Pahing, Jawa Timur (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Kediri - Sebagai salah satu upaya untuk menekan kenaikan harga bawang putih yang terus melonjak naik hingga Rp 60 ribu per kilogram (kg).

Pemerintah berencana impor bawang putih untuk menekan harga bawang putih yang mencapai Rp 60 ribu per kilogram (Kg). Jatah bawang putih impor yang didatangkan khusus untuk wilayah Jawa Timur mencapai 15 ribu ton.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indah Parawangsa menyampaikan, impor bawang putih tersebut, merupakan sepenuhnya kewenangan dari Kementerian Perdagangan dan Daglu (Perdagangan luar negeri kemenlu). Bawang putih impor ini masuk ke Jawa Timur diperkirakan pada 10 Mei 2019.

"Impor ini kewenangan dari Kementerian Perdagangan juga dengan Perdagangan luar Negeri Kemenlu. Insya Allah yang masuk Jawa Timur tanggal 10 Mei ini, sebanyak  15 ribu ton," kata Khofifah di Kediri, seperti ditulis Sabtu (4/5/2019).

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Suasana pasar tradisional Cirebon menjelang Ramadhan. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Lebih lanjut, perempuan yang juga menjabat sebagai ketua Muslimat NU ini memaparkan jika estimasi kebutuhan bawang putih masyarakat Jawa Timur setiap bulan mencapai 4.690 ton.

Maka jatah 15 ribu ton bawang putih impor yang akan masuk ke Wilayah Jawa Timur, dapat dipergunakan untuk kebutuhan hingga tiga bulan ke depan.

"Tentu yang sampai lebih dari itu, karena akan ada prose distribusi ke Provinsi Lain. Kebutuhan bawang puting sebulan di Jawa Timur 4 ribu 690 ton. Jadi kalau 15 ribu ton akan turun ditanggal 10 mei ini, insyahallah maka cukup untuk tiga bulan ke depan," ucap dia.

Ia berharap dengan masuknya bawang putih impor ke Jawa Timur, tidak ada siapa pun yang ingin memanfaatkan momentum tersebut untuk membeli komoditi sayuran tersebut dalam jumlah banyak dan melakukan aksi penimbunan.

Sebaliknya Khofifah mengajak siapa pun untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat ketika menghadapi  Ramadan.

"Saya berharap bahwa, tidak ada yang memanfaatkan sussana seperti ini. Tidak ada yang borong borong dan menimbun. Mari kita memberikan layanan terbaik untuk masyarakat ketika menghadapi Bulan Ramadan. Mereka dengan suka cita karena bisa mengakses berbagai bahan kebutuhan pokok yang terjangkau oleh masyarakat," ujarnya. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya