Liputan6.com, Dhaka - Topan Fani menerjang Bangladesh setelah berembus ke arah utara dari India, menyebabkan kerusakan parah di negara Asia Selatan ini.
Meskipun kekuatan badai dikabarkan telah melemah, namun lebih dari 1.000 rumah hancur dan desa-desa di sana terendam banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Tidak kurang dari satu juta orang diungsikan ke tempat yang aman, menurut direktur Departemen Meteorologi Bangladesh. Ia mengatakan, "Ketakutan akan bencana besar sudah berakhir," sebagaimana dikutip dari BBC, Minggu (5/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Tiupan angin sendiri tercatat hingga 70 km/jam, menurut Departemen Meteorologi Bangladesh. Kerusakan terparah menerpa distrik Noakhali, di mana 30 orang terluka dan dua anak terbunuh --masing-masing berusia 12 dan 2 tahun.
Sebelumnya, Topan Fani telah memporak-porandakan bangunan dan apa apa pun yang dikenainya di utara-timur dari India.
Angin ribut ini lalu bergerak ke Bangladesh pada hari Sabtu, 4 Mei 2019, dengan daya embusan yang lemah, tetapi masih cukup kuat untuk menenggelamkan puluhan desa di pantai yang ada di dataran rendah.
Badai Terlebih Dulu Menerjang India
India juga memindahkan lebih dari satu juta warga ke tempat yang aman untuk menghindari Topan Fani.
Sudah 16 orang yang tewas akibat badai tersebut ketika melanda Negeri Taj Mahal pada hari Jumat, 3 Mei 2019, tetapi para pejabat setempat mengatakan bahwa korban jiwa bisa jauh lebih buruk.
Pada tahun 1999, sebuah topan berkekuatan super menghantam Teluk Benggala dan memporakporandakan Orissa (negara bagian yang terletak di pesisir timur India) selama 30 jam, menewaskan 10.000 orang.
Sejak musibah itu, sistem peringatan topan telah ditingkatkan, sehingga bisa memberi otoritas lebih banyak waktu untuk mengevakuasi penduduk.
Ketua menteri Orissa mengatakan, ini adalah salah satu upaya penyelamatan terbesar dalam sejarah manusia di India.
Advertisement
Topan Fani Bisa Porak-Poranda Pesisir Timur India
Sebagai salah satu badai terbesar yang berasal dari Samudera Hindia, kedatangan Topan Fani membuat waspada penduduk di pesisir timur India, termasuk juga beberapa wilayah di barat daya Bangladesh, dalam beberapa hari terakhir.
Topan Fani mendarat di pesisir timur India pada Jumat pagi, membuat banyak pohon tumbang, menerbangkan atap-atap rumah, serta memutus aliran listrik dan air.
Dikutip dari The Straits Times pada Jumat, 3 Mei 2019, dampak Topan Fani juga memicu gelombang tinggi yang berisiko membanjiri daerah-daerah dataran rendah.
Kecepatan embusan angin Topan Fani tercatat mencapai 180 kilometer per jam, yang memicu banyak kerusakan di pesisir timur India.
Badan meteorologi setempat mengatakan bahwa angin yang dipicu oleh Topan Fani bisa mencapai kecepatan 200 kilometer per jam, atau setara dengan badai kategori 3 hingga 4.
Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang di negara bagian Odisha, tempat di mana 10.000 orang tewas akibat hantaman topan dahsyat pada 1999, telah mengevakuasi lebih dari satu juta orang ketika mereka khawatir tentang kemungkinan gelombang setinggi 1,5 meter.
Ratusan ribu orang lainnya di negara bagian Benggala Barat juga telah diperintahkan untuk menyelamatkan diri. Tim-tim khusus bergerak melalui desa-desa wisata setempat untuk mendesak para wisatawan segera berpindah ke tempat yang lebih aman.