Liputan6.com, Riyadh - Hilal --Bulan sabit muda pertama yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam-- dilaporkan tidak terlihat di Arab Saudi pada Sabtu malam, 4 Mei 2019 waktu setempat.
Dengan demikian, awal Ramadan di Negeri Petrodollar diperkirakan akan dimulai pada Senin, 6 Mei. Sedangkan Minggu, 5 Mei, akan menjadi 29 Syakban --sesuai kebijakan pemerintah.
Advertisement
Pengamat Bulan di kerajaan konservasi tersebut mengatakan, tidak ada hilal yang muncul pada hari Sabtu, Arab News melaporkan.
Awal pekan ini, Mahkamah Agung Arab Saudi telah meminta warga dan residen untuk memberi tahu pengadilan terdekat jika mereka melihat hilal dengan mata telanjang atau melalui teropong pada Sabtu, 4 Mei.
Mahkamah Agung, seperti dikutip dari khaleejtimes.com pada Minggu (5/5/2019), telah mengeluarkan pernyataan via daring yang berbunyi:
Kementerian mengundang warga dan penduduk untuk mengeksplorasi penampakan dari hilal pada tahun ini pada Sabtu, Sya'ban 29, 1440 - 4 Mei 2019. Jika Bulan tidak terlihat, maka cari pada hari Minggu, Sya'ban 30, 1440 - 5 Mei 2019.
Pengadilan juga mendesak orang-orang yang melihat hilal untuk bergabung dengan komite yang dibentuk di daerah itu untuk tujuan ini.
Uni Emirat Arab, yang mengikuti kebijakan Arab Saudi soal ketetapan hilal, juga melaksanakan awal Ramadan 2019 pada 6 Mei.
Sementara itu, Bahrain's Supreme Council for Islamic Affairs atau Dewan Tertinggi Bahrain untuk Urusan Islam juga telah membentuk panel pengamat pada hari Sabtu guna menerima laporan dan kesaksian orang-orang yang mendapati hilal di langit malam di Bahrain atau negara-negara Islam lainnya.
Selain Indonesia, Arab Saudi dan Bahrain, berikut negara-negara yang menetapkan awal Ramadan pada 6 Mei 2019 (waktu setempat), seperti dikutip dari berbagai sumber:
- Malaysia
- Irak
- Uni Emirat Arab
- Kuwait
- Australia
- Turki
- Ghana
Sementara itu, negara lain yang tidak mengumumkan ketetapan hilal kerap merujuk awal bulan Ramadan melalui penanggalan konsensus secara umum, yang tahun ini lazim jatuh pada 6 Mei 2019, demikian seperti dikutip dari Africanews.com.
International Astronomical Centre atau Pusat Astronomi Internasional juga telah memperkirakan awal Ramadan jatuh pada 6 Mei di sebagian besar negara-negara pemeluk Islam. Namun, tak tertutup kemungkinan bahwa Ramadan datang lebih awal --5 Mei-- di beberapa negara atau pada komunitas Islam yang lain.
Letusan Meriam Jadi Penanda Waktu Ramadan 2019 di Dubai
Sejumlah meriam disiapkan oleh otoritas Dubai, Uni Emirat Arab yang akan difungsikan sebagai penanda waktu selama Ramadan 2019.
Dua letusan meriam akan terdengar pada awal dan akhir bulan suci, guna menandai dimulainya dan selesainya bulan puasa Ramadan.
Sementara setiap harinya selama satu bulan Ramadan penuh, satu letusan meriam akan dilakukan untuk menandai waktu iftar, demikian seperti dikutip dari Gulf News, Jumat (3/5/2019).
Mayor Abdullah Tarish dari Departemen Umum Organisasi Keamanan dan Perlindungan Darurat, mengatakan Polisi Dubai sedang mempersiapkan meriam yang akan mengumumkan penampakan (hilal) jelang Ramadan 2019, seperti yang telah menjadi tradisi sejak awal 1960-an.
Tarish mengatakan departemen memiliki enam meriam, termasuk empat inti dan dua cadangan, yang akan digunakan jika terjadi kerusakan.
Meriam buatan Inggris itu memiliki rasio kekuatan suara sebesar 170 desibel, agar suara mampu menjangkau sebagian besar komunitas perumahan di Dubai sebelum pembangunan kota membatasi jangkauannya.
Sekelompok petugas telah ditugaskan untuk memastikan meriam tersebut diangkut ke tempat-tempat yang dipilih di Burj Khalifa, tempat sholat Idul Fitri di Al Mankhool dan Al Baraha, Madinat Jumeirah dan di Dubai City Walk jelang Ramadan 2019.
Advertisement