27 Orang Tewas dalam Konflik Gaza dan Israel Terbaru

Setelah tiga hari kekerasan lintas-perbatasan antara Israel dan gerilyawan di Jalur Gaza, jumlah korban tewas dilaporkan meningkat dari kedua sisi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 06 Mei 2019, 07:44 WIB
Roket Israel menghantam Jalur Gaza (Thomas Coex / AFP PHOTO)

Liputan6.com, Gaza - Setelah tiga hari kekerasan lintas-perbatasan antara Israel dan gerilyawan di Jalur Gaza, jumlah korban tewas dilaporkan meningkat dari kedua sisi.

Bentrokan yang dimulai setidaknya pada Jumat 3 Mei 2019 itu telah menjadi salah satu yang paling hebat dalam beberapa tahun sejauh ini, dan telah menewaskan sedikitnya empat orang Israel dan 23 orang Palestina.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, jumlah korban memuncak pada Minggu 5 Mei, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (6/5/2019).

Korban tewas mencakup warga sipil --termasuk seorang ibu dan bayi Palestina.

Beberapa gerilyawan Gaza, termasuk yang diklaim Israel sebagai 'komandan tinggi' Hamas, Hamed Hamdan al-Khodari juga tewas akibat serangan udara yang terencana oleh Israeli Defence Force (IDF).

Sejumlah orang di kedua wilayah juga dikabarkan terluka.

Militer Israel mengklaim, hingga Sabtu 4 Mei, lebih dari 600 roket dari Gaza telah ditembakkan ke wilayah Israel. Sebagai balasan, Israel melakukan serangan udara terhadap 320 sasaran di Gaza pada hari yang sama.

Imbauan untuk Menahan Diri

Sebagian komunitas internasional, termasuk PBB, menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri.

Laporan pada Minggu malam 5 Mei 2019 mengindikasikan bahwa PBB, Qatar dan Mesir berusaha untuk menengahi gencatan senjata.

Namun sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk "melanjutkan serangan besar-besaran pada elemen-elemen teror" di Gaza. Laporan media Israel menyebut bahwa pemerintah mengirim pasukan ke perbatasan Gaza - Israel.

Di sisi lain, kelompok gerilyawan Gaza juga telah menyerukan untuk meningkatkan intensitas serta jangkauan serangan ke wilayah Israel "hingga setidaknya 40 km dari perbatasan", The Times of Israel melaporkan.

Ketika bayang-bayang serangan masih menghantui, semua sekolah di Israel dalam jarak 40 km (25 mil) dari jalur Gaza telah ditutup dan beberapa tempat perlindungan telah dibuka untuk umum.


Gelombang Saling Serang Terbaru

Roket Israel menghantam Gaza City, Jalur Gaza (AFP PHOTO)

Serangan roket balasan Israel dimulai pukul 10:00 (07:00 GMT) pada Sabtu 4 Mei 2019- dan masih berlanjut sekitar 12 jam kemudian, kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seperti dikutip dari BBC.

Beberapa rumah di bagian Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza telah dihantam roket. Banyak warga bergegas ke tempat perlindungan.

Yang terluka termasuk dua pria di Ashkelon, 10 km utara Gaza, dan seorang wanita tua di Kiryat Gat, timur jauh Gaza.

Sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel menembak jatuh puluhan roket, kata Israeli Defence Forces (IDF).

Sebagai tanggapan IDF mengatakan telah melancarkan serangan udara dan artileri terhadap 120 fasilitas di Gaza milik Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, dan terhadap kelompok-kelompok gerilyawan pro-Hamas, Islamic Jihad. Israel menyalahkan dua kelompok itu untuk serangan Sabtu.

Para pejabat Palestina mengatakan, seorang pria berusia 22 tahun tewas. Kantor berita Reuters, mengutip satu kelompok kecil pro-Hamas, mengatakan bahwa korban adalah salah satu anggota mereka.

Kematian lainnya termasuk kematian seorang perempuan berusia 37 tahun dan putrinya yang berusia 14 bulan yang tewas dalam serangan udara di timur Jalur Gaza, menurut pejabat Palestina.

Namun, Israel mempertanyakan apakah serangan udara telah membunuh ibu dan bayinya.

"Menurut indikasi, bayi dan ibunya meninggal sebagai akibat dari kegiatan teroris penyabot dari Palestina dan bukan sebagai akibat dari serangan Israel," kata pejabat IDF, Avichay Adraee, tanpa memberi rincian lebih lanjut.


Turki Mengecam Israel

Kerusakan di sebuah bangunan di Israel selatan, yang diklaim Pasukan Israel (IDF) disebabkan oleh roket dari Jalur Gaza (AFP PHOTO)

Kantor berita Turki di Jalur Gaza dihantam oleh roket Israel pada Sabtu malam, 4 Mei 2019, waktu lokal. Peristiwa itu terjadi di tengah gejolak balas-membalas ratusan serangan roket antara Gaza dengan Israel sepanjang akhir pekan ini.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengutuk keras aksi Israel.

"Kami mengutuk keras serangan Israel terhadap kantor Anadolu Agency di Gaza," kata Erdogan di Twitter, seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (5/5/2019).

"Turki dan Anadolu Agency akan terus memberitakan kepada dunia tentang terorisme dan kekejaman Israel di Gaza dan bagian lain Palestina meskipun ada serangan semacam itu," tulisnya.

Menlu Cavusoglu menambahkan: "Penargetan kantor @AnadoluAgency #Gaza adalah contoh baru dari agresi Israel yang tidak terkendali."

"Kekerasan Israel terhadap orang tak bersalah tanpa perbedaan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Mereka yang mendorong Israel juga bersalah. Akan terus membela perjuangan #Palestinian (red: orang Palestina), bahkan jika sendirian," katanya.

Pesawat Israel memberikan lima tembakan peringatan sebelum menghantam bangunan di Gaza tersebut dengan roket utama, Anadolu melaporkan.

Staf dievakuasi tak lama setelah ada tembakan peringatan dan menyatakan bahwa tidak ada korban akibat serangan itu.

Bangunan itu roboh setelah dihantam roket Israel.

Pihak Israeli Defence Force (IDF) berdalih bahwa bangunan di Gaza tersebut digunakan oleh gugus tugas gerilyawan Hamas dan sebagai kantor untuk anggota senior kelompok gerilyawan pro-Hamas, Islamic Jihad.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya