Liputan6.com, New Delhi - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para ahli lainnya, memuji India atas sistem peringatan dini dan evakuasi cepat terhadap lebih dari satu juta orang, yang membantu meminimalisasi korban jiwa saat Topan Fani menghantam pesisir timur negara itu.
Menurut ketua menteri negara bagian Odisha, Naveen Patnaik, Topan Fani adalah badai tropis "paling langka yang pernah terjadi" di anak benua India dalam satu dekade terakhir, dan menghantam pesisir India timur pada Jumat.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Al Jazeera pada Senin (6/5/2019), Topan Fani meninggalkan jejak kehancuran di Odisha, yang berpenduduk sekitar 46 juta orang, sebelum melaju menuju Bangladesh.
"Karena kelangkaannya, pelacakan dan prediksi topan tersebut sangat menantang. Bahkan sampai 24 jam pendaratan, seseorang tidak yakin tentang lintasan yang akan dilalui," kata Patnaik dalam sebuah pernyataan.
"Ini mengarah ke salah satu evakuasi manusia terbesar dalam sejarah, yakni mencapai rekor 1,2 juta orang dalam 24 jam," lanjutnya memuji.
Pada 1999 silam, negara bagian yang sama dilanda badai topan selama 30 jam, memicu kehancuran akibat terhangan gelombang air laut hingga radius 20 kilometer di daratan.
Hantaman topan tersebut menewaskan lebih dari 10.000 orang, dan menjadi salah satu dampak bencana alam terburuk sepanjang sejarah India modern.
Namun kali ini, model ramalam cuaca yang diperbarui, kampanye kesadaran publik, dan rencana evakuasi secara sigap --yang didukung oleh pasukan khusus dan sukarelawan-- telah menyelamatkan jutaan penduduk negara bagain Odisha dari ancaman terburuk Topan Fani.
Evakuasi Digalakkan Jelang Hantaman Topan
Segera setelah jelas bahwa Topan Fani mengarah ke negara bagian Odisha, tim darurat memulai tugas besar untuk mengevakuasi mereka yang tinggal di daerah dataran rendah, memindahkan 1,2 juta penduduk dari daerah berbahaya dan ke tempat penampungan sementara.
Peringatan meminta penduduk untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mengikuti instruksi dikeluarkan berulang kali di televisi dan radio, serta disiarkan melalui pengeras suara di tempat umum.
Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) memuji evakuasi "efektif" oleh pemerintah India, dengan mengatakan itu telah "menyelamatkan banyak nyawa".
Fani menyeberangi negara bagian Bengal Barat di India dan bergerak ke timur laut menuju Bangladesh pada hari Sabtu, melemah dari badai siklon yang parah menjadi badai siklon.
Sementara itu, pemerintah negara bagian Odisha, bersama dengan tim tanggap bencana nasional dan sukarelawan, telah bekerja bersama-sama untuk melakukan evakuasi dan mendirikan tempat penampungan yang aman.
Pekerja telah dilengkapi dengan telepon satelit dan perahu karet, terjun bersama menyalurkan bantuan makanan dan obat-obatan kepada warag yang terkena dampak badai.
Sekitar 7.000 dapur umum dibangun untuk melayani 9.000 tempat penampungan, di mana operasionalnya dibantu oleh pasukan yang terdiri dari 45.000 sukarelawan.
Pekerja darurat sekarang fokus pada pemulihan infrastruktur yang rusak, termasuk jaringan listrik dan telekomunikasi, serta membersihkan jalan.
Advertisement
34 Orang Dilaporkan Tewas
Hantaman Topan Fani menewaskan sedikitnya 34 orang dan memaksa evakuasi besar-besaran di negara bagian tersebut. Mayoritas korban tewas, sebanyak 21 orang, tercatat di Kota Puri.
Menurut hakim distrik setempat, Jyoti Prakash Das, jumlah korban jiwa masih mungkin bertambah, karena proses evakuasi masih berjalan sejak hari Jumat.
Sejauh ini, Puri adalah kota yang mengalami dampak terdahsyat akibat hantaman Topan Fani, di mana terdapat kendala cukup serius terhadap jalur komunikasi setempat, sehingga petugas evakuasi kesulitan masuk.
Hantaman Topan Fani juga membuat Kuil Jagannath, yang merupakan aset utama Kota Puri dari Abad ke-12, mengalami kerusakan pada sebagian permukaannya.
Komisaris Bantuan Khusus negara bagian terkait, Bisnupada Sethi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sejumlah besar pohon tumbang dan hampir 3 juta orang di seluruh wilayahnya mengalami pemadaman listrik.
Sumber resmi mengatakan bahwa sejumlah besar hewan juga mati akibat hantaman topan monster itu.
Perdana Menteri India Narendra Modi diperkirakan akan mengunjungi Odisha pada hari Senin.