Payung Promosi Makin Digemari dan Bakal Semakin Berkembang

Banyak jperusahaan yang menjadikan payung sebagai sarana promosi untuk produk-produk mereka.

oleh Henry Hens diperbarui 11 Mei 2019, 02:12 WIB
Ilustrasi payung yang punya sejarah panjang dan menarik (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Di musim hujan seperti sekarang ini, salah satu barang yang paling banyak dicari tentunya adalah payung. Meski ada yang menggunakan kendaraan seperti mobil, payung tetap jadi kebutuhan karena dengannya kita bisa terhindar basah air hujan dari tempat parkir ke gedung tujuan.

Seiring dengan perkembangan zaman, payung sudah menjadi salah satu barang fashion. Hal ini terbukti dari keluarnya model payung dan corak payung yang bervariasi seperti model payung mangkok (apollo) dan corak payung yang variatif seperti corak payung paris, corak payung kucing, dan masih banyak lagi.

Selain itu banyak juga perusahaan yang menjadikan payung sebagai sarana promosi untuk produk-produk mereka. Menurut salah seorang pelaku di bisnis ini, Johanes Paulus, jumlah kebutuhan terhadap payung promosi di musim hujan bisa meningkat hingga 80 persen.

Payung promosi banyak dibutuhkan oleh perusahaan seperti perbankan, instansi pemerintahan, showroom mobil, sekolahan, sampai perusahaan asuransi.

Johanes yang juga merupakan salah satu distributor payung promosi Jope Umbrella, meyakini payung juga memiliki arti yang bagus, yaitu melindungi. "Di musim hujan sepertri sekarang, yang biasanya mereka pakai jam, kaus, atau gelas untuk merchandise perusahaan, mereka beralih ke payung promosi," ucapnya.

Namun, masalahnya adalah payung seperti apa yang dibutuhkan untuk keperluan promosi? Dia menyarankan, sebaiknya pakailah payung dengan material yang kuat: kain yang lebih tebal, lapisan silver yang tebal, tulang hitam anti karat yang dipadu dengan pegangan elegan nan mewah.

"Payung promosi itu kan disablon, dibuka-tutup. Kalau tidak kuat itu akan membuat imej perusahaan menjadi jelek juga. Rekomendasi kami adalah Jope Umbrella yang dibuat dan didesain secara khusus untuk kebutuhan promosi," tuturnya.


Jadi Tren

Payung koleksi Jope Umbrella. foto: istimewa

Johanes memprediksi, ke depan bisnis payung akan semakin bertumbuh seiring dengan tren masyarakat yang beralih menggunakan transportasi umum seperti KRL dan MRT.

"Kalau saya mau naik MRT ke Sudirman, misalnya. Ketika kita jalan ternyara cuaca panas sekali atau hujan. Nah, disinilah fungsi payung diperlukan," tukasnya. Sebagai brand payung lokal, Jope Umbrella juga sudah menjangkau pangsa pasar global.

Produk ini sudah menembus pasar Singapura, Srilanka, hingga Maldives. Saat ini mereka mampu memproduksi antara 10 ribu sampai 50 ribu payung setiap bulannya.  Untuk kebutuhan produksi, Johanes berkolaborasi dengan beberapa pabrik lokal di kawasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Jope Umbrella termasuk konsisten dan kini dikenal sebagai merek payung promosi nomor satu di Google. Meski begitu bukan berarti tak ada tantangan. Selain tensi persaingan yang tinggi, di musim panas biasanya penjualan juga menurun.

"Di musim panas atau kemarau, kami menyiapkan model yang unik, bukan lagi payung hujan tapi payung fashion. Modelnya menarik dengan padu-padan warna yang cerah sehingga terlihat menarik," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya