Tersandung Kartel, Bagaimana Honda Menentukan Harga Motornya di Pasaran?

Kasus kartel yang melibatkan PT Astra Honda Motor (AHM) dan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) terus berlanjut.

oleh Arief Aszhari diperbarui 06 Mei 2019, 15:04 WIB
Honda telah menjual sebanyak 430.953 unit sepeda motor sepanjang Agustus 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus kartel yang melibatkan PT Astra Honda Motor (AHM) dan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) terus berlanjut. Bahkan, Mahkamah Agung (MA) telah menolak kasasi atas kasus tersebut, dan menyatakan dua raksasa sepeda motor asal Jepang ini bersalah atas dugaan pengaturan harga bersama untuk skuter matik (skutik) 110cc sampai 125cc di Indonesia.

Dijelaskan Thomas Wijaya, Marketing Director AHM, pihaknya akan terus berjuang untuk membuktikan bahwa pabrikan berlambang sayap mengepak ini tidak terlibat pengaturan harga bersama. Bahkan, bukti-bukti terkait hal tersebut sudah dibuka saat sidang sebelumnya bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

"Kita di beberapa pemeriksaan menjelaskan bahwa kita mengembangkan produk seperti apa, teknologinya seperti apa. Di KPPU kita sampaikan dengan jelas, termasuk penentuan harga," jelas Thomas saat ditemui di gelaran Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019, beberapa waktu lalu.

Lanjut Thomas, dalam penentuan harga sebuah produk, dilakukan oleh PT AHM secara independen, dengan melihat beberapa faktor pendukungnya.

"Kita lihas teknologi, spesifikasi, fitur, kualitas, kemudian juga ada biaya material, ongkos produksi, biaya tenaga kerja, dan itu menjadi komponen dalam menentukan harga," tegas Thomas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Sementara itu, dalam penentuan harga satu produk juga, penguasa pasar roda dua di Tanah Air ini tidak pernah melakukan komparasi langsung dengan harga dari kompetitor. Namun, 100 persen memang ditentukan oleh beberapa variabel yang bisa menentukan satu harga produk.

"Kami tidak pernah melakukan komparasi secara langsung dengan kompetitior. Kita melihat benar-benar dari kemampuan konsumen di masing-masing segmen, teknologi, fitur, spesifikasi dan ongkos-ongkos lain yang tadi saya sebutkan, serta perpajakan lain yang membentuk komponen harga hingga ke konsumen," pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya