Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) menunjuk Ahmad Abdulaziz Al Neama sebagai Chief Executive Officer (CEO) menggantikan Chris Kanter. Penunjukan ini dilakukan pada Jumat (3/5/2019).
Dikutip dari keterangan resminya, Senin (6/5/2019), Ahmad Abdulaziz Al Neama telah bekerja di Indosat Ooredoo selama 15 tahun. Sebelumnya ia menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Indosat Ooredoo, dan saat ini memegang posisi yang sama di Ooredoo Myanmar.
Baca Juga
Advertisement
Sebelum menjabat sebagai CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Abdulaziz Al Neama merupakan Chief Technology & Information Offcer (CTO) di Ooredoo Group sejak 20017.
Lebih lanjut, pihak Indosat Ooredoo mengatakan Chris Kanter telah menyelesaikan masa transisi kepemimpinan. Ia pun disebut telah berhasil memulai program tranformasi digital perusahaan, serta berhasil mencapai kinerja perusahaan yang baik pada kuartal IV 2018, dan kuartal I 2019.
Ia akan tetap menjabat sebagai Direktur Utama perusahaan sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham yang akan datang. Setelah itu, ia akan dicalonkan kembali menjadi anggota Dewan Komisaris.
"Atas nama Dewan Komisaris Indosat Ooredoo, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Chris Kanter yang telah menyelesaikan masa transisi kepemimpinan, dimana beliau telah berhasil memulai program transformasi digital perusahaan," ungkap Komisaris Utama Indosat Ooredoo, Waleed Mohamed Ebrahim Al-Sayed.
Saham Indosat Merosot Usai Dirut Chris Kanter Mengundurkan Diri
Saham Indosat Ooredoo lanjutkan koreksi pada perdagangan saham awal pekan ini. Penurunan harga saham Indosat terjadi usai Chris Kanter mengundurkan diri, dan digantikan oleh Ahmad Abdulaziz Al Neama.
Berdasarkan data RTI, Senin (6/5/2019), pukuk 10.16 waktu JATS, saham perusahaan merosot 3,27 persen atau Rp 80 ke posisi Rp 2.370 per saham. Saham Indosat Ooredoo dibuka stagnan di posisi Rp 2.450 per saham pada awal perdagangan. Sahamnya sempat berada di level tertinggi Rp 2.450 per saham dan terendah Rp 2.320 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham 362 kali dengan volume perdagangan 12.370 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3 miliar.
Penurunan saham ini juga terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan. IHSG melemah 68,86 poin atau 1,09 persen ke posisi 6.250,59.
Pada Jumat pekan lalu, saham Indosat Ooredoo merosot 2,39 persen ke posisi Rp 2.450 per saham. Saham Indosat sempat berada di level tertinggi Rp 2.520 per saham, dan terendah Rp 2.400 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 925 kali dengan nilai transaksi Rp 6,5 miliar.
Analis PT OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, penurunan saham ini sebagai hal wajar. Ini mengingat tren sekarang dalam tren penurunan, ditambah IHSG yang juga tertekan.
Saat ditanya mengenai ada dampak dari pengunduran Chris Kanter, Sukarno menilai, kemungkinan ada sentimen itu juga berdampak terhadap harga saham Indosat. "Yah bisa jadi salah satu alasan juga," ujar Sukarno saat dihubungi Liputan6.com.
Ia pun merekomendasikan sell untuk saham PT Indosat Tbk. Selain itu, pelaku pasar dapat menunggu momen untuk teknikal atau sinyal beli jika mau masuk ke saham PT Indosat Tbk. "Kalau sekarang tren turun bahaya, sebelum ada sinyal transisi kembali bullish," ujarnya.
(Din/Isk)
Advertisement