Trisakti Tourism Award, Saatnya Destinasi Pariwisata Daerah Unggulan Berkompetisi

Trisakti Tourism Award menantang pemerintah daerah, baik kota maupun kabupaten, memamerkan destinasi pariwisata unggulan masing-masing.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 06 Mei 2019, 18:06 WIB
Sebagai salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau “Bali Baru”, Kepulauan Seribu kini semakin nyaman dan rapi.

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan alam Indonesia tak hanya melulu soal sumber daya, tetapi juga potensi pariwisata. Potensi tersebut belakangan mulai digarap serius oleh pemerintah daerah sebagai sumber retribusi yang menjanjikan.

Untuk itulah Trisakti Tourism Award diluncurkan. Ajang kompetisi ini bertujuan mendorong pemerintah daerah memajukan sektor pariwisata di daerah dan mengapreasi pemerintah kota dan pemerintah daerah yang berprestasi dalam mengembangkan pariwisata di daerahnya.

Yanti Sukamdani, pemrakarsa Trisakti Tourism Award sekaligus Ketua Yayasan Kusuma Pertiwi menegaskan penghargaan tersebut tak berkaitan dengan Universitas Trisakti, melainkan terinpirasi dari pidato Bung Karno.

"Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, perlu dan mutlak memiliki tiga hal, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. Itulah semangat Trisakti yang digaungkan Bung Karno," kata Yanti saat berkunjung ke kantor Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Pariwisata dinilai mampu mendukung tiga pilar tersebut. Di bidang politik, pariwisata bisa mempererat kerukunan bangsa dengan saling berkunjung dan selanjutnya bisa meningkatkan persahabatan antar-bangsa. Pada akhirnya, hal tersebut bisa meningkatkan rasa cinta Tanah Air.

Pariwisata, sambung dia, juga bisa membangun ekonomi kerakyatan dengan menstimulasi ekonomi daerah, lokal, dan desa. Hal itu bisa mendatangkan pendapatan negara dari devisa, pajak, dan retribusi, serta menciptakan lapangan kerja bagi warga setempat.

Sementara di bidang budaya, pariwisata bisa membantu mengkonservasi budaya yang diawali dengan mengenalkan budaya setempat kepada sesama anak bangsa dan warga asing. Di sisi lain, pariwisata juga bisa meningkatkan wisata kreatif berdasarkan budaya, seperti herbal, jamu, wellness, dan angklung.

Trisakti Tourism Award terdiri dari lima kategori penilaian, yakni wisata bahari, ekowisata, wisata petualang, wisata warisan budaya dan sejarah, serta wisata belanja dan kuliner. Yanti menargetkan 200 pemerintah kabupaten/kota turut serta dalam ajang ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tahap Penilaian

Pulau Kemaro sebagai salah satu destinasi wisata Kota Palembang yang banyak menarik wisatawan berkunjung (Liputan6.com / Nefri Inge)

Puncak Trisakti Tourism Award bakal berlangsung pada 27-29 Juni 2019. Kini, tahap pendaftaran telah dibuka dan akan ditutup pada 31 Mei 2019.

Selanjutnya, para peserta diminta untuk mengisi kuesioner dan mengirimkan video profil destinasi berdurasi tiga menit. Video tersebut harus mengandung visi dan misi pemda, implementasi pembangunan pariwisata, keunggulan pariwisata daerah, serta atraksi, aksesibilitas dan amenitas.

"Para dewan jurinya independen dan ahli di bidangnya. Salah satunya Sapta Nirwandar, mantan wakil menteri pariwisata di era Menparekraf Marie Elka," ujar Yanti.

Saat puncak acara yang akan dilaksanakan di Jakarta, akan digelar pula Destinasi Indonesia Expo. Ajang tersebut diharapkan bisa memperkenalkan destinasi wisata di Indonesia kepada masyarakat umum lewat pameran destinasi unggulan sampai industri pendukungnya seperti suvenir, oleh-oleh, hingga kuliner.

"Acara ini rencananya penganugerahan Trisakti Tourism Award yang akan dilaksanakan di JCC ini akan diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo," kata Yanti.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya