Sinopsis Sinetron SCTV Istri-Istri Akhir Zaman Episode Selasa 7 Mei 209: Atika Sudah Gerah dengan Ramadhan, Suaminya

Istri-Istri Akhir Zaman adalah sinetron spesial Ramadan di SCTV. Penayangan Selasa pagi ini adalah episode ke-2.

oleh Telni Rusmitantri diperbarui 06 Mei 2019, 23:30 WIB
Adegan sinetron Istri-Istri Akhir Zaman (Dok Sinemart)

Liputan6.com, Jakarta Di episode ke-2 Istri-Istri Akhir Zaman diceritakan  Sofie dan  Ceu Entin membicarakan suami mereka di teras rumah. Setelah peristiwa suami-suami mereka mengikuti diam-diam ke mal, Sofie bilang ke Ceu Entin mereka sebagai istri juga harus bersikap tegas. Seperti nanti malam, jangan boleh suami elo tidur di kamar. Ceu Entin khawatir suaminya digigit nyamuk, dan takut kena DBD. Entin malah kepikiran takut suaminya mati. Sofie pusing dengan imajinasi Entin yang berlebihan. Lo mah ngomongnya begitu… jangan sampai sakit dong…, apalagi mati…. Kan kita hanya mau kasih pelajaran sama suami yang suudzonnya kelewatan. Ceu Entin bingung.

Masih di episode Istri-Istri Akhir Zaman juga, di sebuah kafe, malam, Atika sedang berbicara dengan rekan kerjanya, Riko Malik. Kali ini bukan masalah pekerjaan, tapi mengenai suami Atika yang belum juga pulang, semacam curhat. Mereka mengambil tempat agak di sudut kafe yang banyak didatangi para eksekutif itu. Atika cerita tentang kondisi suaminya yang tidak biasa mengikuti dan menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulannya.

Atika mengeluarkan unek-uneknya. Jujur saya hampir putus asa, Riko. Kalau saya tegur, buntutnya bertengkar, lalu kabur ke rumah orang tuanya, ucap Atika. Riko mencoba mengantisipasi ke mana arah Atika bicara. Ia menanyakan sebenarnya apa maksud Atika sering menceritakan masalah rumah tangganya ke dia, karena dia masih lajang. Atika langsung bilang ia suka cara berpikir Riko, cukup wise.  I need your suggestion.

That all… Jujur nih Rik..., setiap ada acara resmi, di perusahaan, maupun di dewan…, saya lebih ingin mengajak kamu. Riko terkejut, dia mau memprotes, tapi Atika dengan cepat menjelaskan apa yang dia maksud. Jangan berpikir yang enggak-enggak. Terus terang penampilan seperti kamu itu yang saya inginkan dari Bang Ramadhan, suami saya. Tapi tidak pernah dia berikan. Dia lebih suka berdandan seperti bapak-bapak pensiunan yang hampir uzur.

Bagaimana Istri-Istri Ahir Zaman selanjutnya?

 

 


Sulit Dilaksanakan

Adegan sinetron Istri-Istri Akhir Zaman (Dok Sinemart)

Riko menyadari posisinya, tapi tampak dari matanya ada semacam harapan tertentu melihat keadaan rumah tangga Atika. Riko pun sedikit memberi nasihat ke Atika. Sorry bu Tika..., sebenarnya nggak sopan ibu menceritakan konflik rumah tangga kepada orang lain. Apalagi aku seorang lelaki. Terus terang, aku nggak enak. Aku tidak ingin melibatkan diri terlalu jauh dalam urusan privacy Bu Atika.

Bu Tika..., aku melihat ibu sangat sadar dan menikmati kebanggaan atas status ibu sekarang, Tapi ibu belum sadar bahwa ibu sudah mulai bisa jadi sasaran gosip. Atika agak heran, dia mengerutkan keningnya menatap Riko. Ibu sedang melangkah menuju jajaran selebritas. Public figure.

Artinya urusan ibu dengan Bang Ramadhan harus benar-benar diselesaikan dengan bijak ! Aku kira tidak ada salahnya kalau ibu sedikit mengalah, kalau tidak ingin dihancurkan berkeping-keping oleh gosip! ATIKA menarik nafas, bagi dia mengalah kepada suami benar-benar beban berat yang akan sulit untuk dilaksanakan.


Sikap Kekanak-kanakan

Adegan sinetron Istri-Istri Akhir Zaman (Dok Sinemart)

Di rumah Babe Salman. Mas Pi'i sedang main catur dengan Ramadhan, sementara Babe Salama duduk di kursi sambil berzikir menghitung biji tasbih, di teras rumah. Ramadhan mengaku ke Pi’i sikapnya kekanak-kanakan, dengan pergi dari rumah dan tinggal di rumah orang tuanya. Tapi ia benar-benar merasa  sudah waktunya menjaga jarak dengan Atika agar ia bisa berpikir jernih sebelum mengambil keputusan tentang status hubungan mereka.

Babe Salman yang wirid dengan menghitung biji tasbih, mengomentari omongan Ramadhan tanpa melihat anaknya itu, dia menghentikan wiridnya. Kalau kamu bercerai, apa semua masalah bisa selesai ? Tanya Babe Salman. Paling tidak saya, juga Atika bisa melihat dan mengalami akibat dari sebuah keputusan, terang Ramadhan.

Babe Salman langsung menimpali. Itu tindakan bodoh, Ramadhan. Kagak bener itu, istilahnye kagak rasional. Kalau kita tahu jatuh dari gedung tingkat tujuh itu fatal. Apa harus mencobanya dulu untuk meyakini bahwa memang fatal ?. Ramadhan terhenti memainkan bidak caturnya. Dia menarik nafas dalam, kemudian mengempaskannya. Ramadhan mengatupkan mulutnya rapat-rapat seperti menahan sebuah kepahitan yang dia alami selama ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya