Jokowi Sebut 3 Daerah Sudah Siapkan Lahan untuk Ibu Kota Baru

Kendati begitu, Jokowi mengaku pemerintah belum memutuskan daerah mana yang akan dipilih menjadi lokasi ibu kota baru

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Mei 2019, 22:14 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2019). Ratas membahas tindak lanjut rencana pemindahan ibu kota. (Liputan6.com/HO/Radi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menyebut sudah ada tiga daerah yang telah menyiapkan lahan yang luas sebagai ibu kota baru. Tiga daerah menyiapkan lahan dengan luas yang bervariasi mulai dari, 80 hektare, 120 ribu hektare, hingga 300 ribu hektare.

"Kami menyiapkan 3 alternatif daerah yang sudah menyiapkan lahannya, ada 80 ribu hektare, 120 ribu hektare, dan juga 300 ribu hektare yang telah disediakan," ujar Jokowi saat menyinggung wacana pemindahan ibu kota di depan pimpinan lembaga di Istana Negara Jakarta, Senin (6/5/2019).

Kendati begitu, Jokowi mengaku pemerintah belum memutuskan daerah mana yang akan dipilih menjadi lokasi ibu kota baru. Menurut dia, lahan yang disediakan oleh tiga daerah ini sudah melebihi luas Jakarta.

"Jakarta (luasnya) 66 ribu hektare sehingga apa yang tersedia lebih dari cukup kalau hanya dipakai ibu kota pemerintahan. Ini tinggal memutuskan," kata dia.

Jokowi mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melakukan kajian terkait anggaran pemindahan ibu kota. Dari hasil kajian, dia menuturkan bahwa pemindahan ibu kota tak akan mebebankan APBN, asalkan tidak dikerjakan selama satu tahun.

"Anggaran kita siap menjalankan keputusan ini. Tapi saya sampaikan pada Menkeu bahwa tidak membebani APBN. Akan kita cari skema khusus sehingga ibu kota jadi, tapi APBN tidak terbebani," jelas Jokowi.


Jawa Sangat Padat

Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji wilayah yang layak untuk menjadi ibu kota baru pengganti Jakarta. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Jokowi menjelaskan alasan ibu kota harus dipindahkan lantaran penduduk Pulau Jawa sudah begitu padat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan Pulau Jawa sudah dihuni oleh sekitar 57 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 149 juta orang.

Sementara, pulau-pulau lain seperti Sumatera dihuni 21 persen dari total penduduk Indonesia, Kalimantan baru 6 persen, Sulawesi 7 persen, serta Maluku dan Papua masing-masing 6 persen.

Jokowi menyatakan dari sisi lingkungan, posisi Jakarta berada di dalam ring of fire dan selalu dilanda banjir. Selain itu, ketersediaan air bersih di Jakarta juga perlu diperhatikan.

"Oleh sebab itu pemindahan ibu kota ini akan segera kami putuskan. Tapi saat ini kami akan konsultasikan kepada lembaga-lembaga terkait dengan ini," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya