Presiden Napoli Usul Liga Champions dan Liga Europa Dihapus

Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis menilai ada format kompetisi yang dinilainya jauh lebih bagus dari Liga Champions dan Liga Europa.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2019, 14:25 WIB
Ilustrasi Logo dan trofi Liga Champions. (AFP/Valery Hache)

Liputan6.com, Napoli - Kompetisi Liga Champions dan Liga Europa diminta dihapus. Permintaan itu datang dari Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis.

Liga Champions adalah salah satu kompetisi sepak bola terbaik di muka bumi ini. Ini adalah panggung bagi para jawara-jawara Eropa beradu kebolehan untuk membawa klubnya jadi yang terbaik.

Banyak klub yang berusaha mati-matian untuk bisa sekadar masuk di kompetisi ini. Sebab keuntungannya besar, termasuk di sektor finansial.

Sementara itu, Liga Europa bisa dikatakan sebagai kompetisi kelas dua. Gengsi kompetisi ini cukup berada jauh di bawah Liga Champions.

 


Alasan Penghapusan

Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis (Gabriel Bouys/AFP)

Sejauh ini, format Liga Champions dan Liga Europa bisa memuaskan banyak klub dan pecinta sepak bola di seluruh dunia. Namun, tidak demikian halnya dengan De Laurentiis.

Ia ingin kedua kompetisi itu dihapuskan saja. Sebab, De Laurentiis menilai ada format kompetisi yang dinilainya jauh lebih bagus.

"Liga Champions dan Liga Eropa harus dihapuskan. Liga Champions sekarang hanya untuk beberapa klub yang terpilih, sementara Liga Europa telah menjadi semacam hadiah hiburan semata," katanya kepada Il Corriere della Sera.

"Saya ingin menyajikan kepada mereka satu turnamen tunggal yang terdiri dari 80 tim, di mana tujuh yang pertama dari klasemen kejuaraan akan memasukkan tim Italia, Prancis, Inggris, Jerman dan Spanyol dan empat tim pertama lainnya," serunya.

"Saya akan menyebutnya Piala Eropa dan pertandingan-pertandingannya akan dimainkan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis, sehingga menghormati penempatan kejuaraan nasional selama akhir pekan," cetusnya.

 


Tidak Puas

Musim ini, empat tim yang tersisa di Liga Champions adalah Liverpool, Barcelona, Ajax Amsterdam dan Tottenham. Hal ini membuktikan bahwa kompetisi itu tidak melulu didominasi raksasa-raksasa Eropa.

Namun demikian, De Laurentiis tetap merasa tidak puas. Ia bersikeras menyebut tim-tim yang tampil di partai puncak hanya tim yang itu-itu saja.

"Ini semua sangat ketinggalan jaman, kita sering dihadapkan dengan sparring partner (lawan latih tanding)," tambahnya. "Kita bermain terlalu sedikit dan spektakuler."

"Untuk bersenang-senang, kita harus menonton Manchester City - Tottenham atau Barcelona - Liverpool, sepak bola kita semakin membosankan," keluhnya.

Sumber: Bola.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya