Awas Tol Trans Jawa Rasa Pantura

Pemerintah harus mempersiapkan fasilitas area istirahat di berbagai ruas tol sebaik mungkin dalam menghadapi periode mudik lebaran.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 07 Mei 2019, 21:00 WIB
Usai keluar dari gerbang Tol Palimanan, para pemudik masih terjebak macet panjang, Jabar, Rabu (15/7/2015). H-2 Lebaran, ribuan kendaraan terjebak macet hingga 38 Km antara jalan tol Cipali hingga tol Palikanci. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat sektor transportasi Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mencemaskan kepadatan arus kendaraan di Tol Trans Jawa saat mudik Lebaran dapat membuat ruas tol tersebut seperti jalan raya di Pantura. Macet luar biasa, banyak pengendara yang menepikan kendaraannya.

"Saya khawatir tol rasa Pantura," kata Djoko Setijowarno, Selasa (7/5/2019), dilansir Antara.

Menurut Djoko, hal tersebut sudah mulai tampak seperti para pemudik yang istirahat di bahu jalan padahal hal tersebut sebenarnya menyalahi aturan fungsi bahu jalan tol. Untuk itu, ujar dia, berbagai pihak terkait juga harus tegas untuk melarang penggunaan bahu jalan di ruas tol tersebut untuk beristirahat, sesuai aturan yang berlaku.

Djoko dalam sejumlah kesempatan sebelumnya juga telah menyatakan pentingnya mengingatkan bahwa pemerintah harus mempersiapkan fasilitas area istirahat di berbagai ruas tol sebaik mungkin dalam menghadapi periode mudik lebaran.

"Potensi transaksi pemudik selama Lebaran 2019 sebesar Rp10,3 triliun untuk dibelanjakan di lokasi mudik dan Rp6 triliun untuk urusan transportasi," katanya.

Menurut dia, potensi belanja itu mesti dimanfaatkan oleh daerah-daerah yang dilalui Tol Trans-Jawa, salah satunya dengan menyiapkan fasilitas area istirahat yang terletak di kota/kabupaten tersebut.

Ia mengingatkan bahwa daerah yang dilalui jalan tol dapat menjadi area istirahat sehingga pemudik perlu merencanakan pilihan daerah yang hendak dijadikan tempat istirahat saat mudik nanti.

Badan usaha jalan tol, lanjutnya, mesti aktif mengedukasi masyarakat dan pemudik untuk beristirahat di luar jalan tol atau di daerah yang dilalui jalan tol.

"Operator jalan tol juga harus menyiapkan sistem yang membuat pemudik tak perlu membayar saat keluar-masuk di salah satu pintu Tol Trans-Jawa untuk istirahat di daerah tersebut. Hal ini penting untuk mendorong pemudik memanfaatkan daerah yang dilalui jalan tol sebagai tempat istirahat dan menghindari macet di dekat rest area," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, ruas Tol Trans Jawa siap digunakan untuk arus mudik tahun 2019, di mana mayoritas pemudik masih menggunakan moda jalan raya sebagai pilihan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam berbagai kesempatan telah mengatakan bahwa pihaknya berupaya seoptimal mungkin, agar mudik Lebaran tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dari sisi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.

Berdasarkan data PUPR, di Pulau Jawa, ruas jalan nasional yang siap digunakan sepanjang 4.407 km yang terbagi Lintas Utara Jawa 1.341 Km kondisinya mantap 97 persen, Lintas Tengah Jawa 1.197 km kondisinya mantap 93 persen, Lintas Selatan Jawa 888 Km kondisinya 98 persen mantap, dan Pantai Selatan Jawa 981 Km dari 1.405 Km kondisinya mantap 83 persen.

Pada tahun ini, Jalan Tol Trans Jawa dilaporkan sepanjang 965 kilometer siap digunakan ditambah ruas tol fungsional yaitu Tol Pandaan-Malang seksi 1 - 3 (31 kilometer) yang menjadi sirip Jalan Tol Trans Jawa.

Sedangkan untuk Tempat Istirahat (TI)/Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di Jalan Tol Trans Jawa adalah sebanyak 71 unit rest area (55 rest area operasi dan 16 rest area konstruksi) yang ada di setiap jarak 20 Km.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya