Begini Kehidupan Orang-Orang di Disappointed Island, Daerah Terpencil di Bumi

Disappointed Island, mungkin nama ini masih asing atau bahkan pertama kali kamu dengar.

oleh Afifah Cinthia Pasha diperbarui 07 Mei 2019, 20:05 WIB
Disappointed Island (sumber: andrewevans)

Liputan6.com, Jakarta Disappointed Island, mungkin nama ini masih asing atau bahkan pertama kali kamu dengar. Disappointed Island atau yang biasa disebut Pulau Napuka adalah tempat terpencil di Bumi. Ada banyak tempat di Bumi yang masih asli dan belum terjamah, salah satunya adalah Disappointed Island. 

Disappointed Island memiliki belasan pulau atol dengan 3 pulau utama yakni Tepoto, Napuka dan Puka-puka. Penduduknya adalah orang asli Polinesia, dengan jumlah hanya 508 jiwa, seperti yang Liputan6.com rangkum dari Wikipedia, Selasa (7/5/2019). Disappointed Island masuk dalam kekuasaan French Polynesia, pemerintah Prancis.

Akses ke sana pun sangat sulit, hanya ada penerbangan dari Haiti yang tidak menentu tergantung dari cuaca dengan jarak 1.000 km. Bahkan, hanya 3 bulan sekali. Penerbangannya sendiri pun penerbangan carter, yang juga tidak terdaftar di situs resmi penerbangan Haiti. Jadi risiko ke sana, memang besar sekali.


Sejarah Nama Disappointed Island

Disappointed Island (sumber: airarchirels)

Menurut sejarah, kepulauan ini pertama kali ditemukan oleh Ferdinand Magellan, pada tahun 1520.  Ferdinand dan anak buah kapalnya sempat singgah di pulau ini. Namun ia dan kawan-kawan kesulitan bertahan hidup, karena ketiadaan air bersih di sana. Karena itu, mereka segera meninggalkan pulau ini, dan menyebutnya sebagai ‘Unfortunate Islands', alias ‘Pulau Kemalangan’.

Selanjutnya pada tahun 1765, John Byron seorang penjelajah dari Inggris melewati pulau itu. Dia sangat ingin berlabuh di sana, namun kesulitan akibat pantainya yang dangkal, dan banyaknya batu karang. Selain itu, penduduk setempat juga terlihat mengangkat tombak, sebagai ungkapan ketidaksukaan dan pengusiran terhadap kehadiran kapal John Byron.

John akhirnya meninggalkan pulau itu, dan lantas memberinya nama sebagai ‘Disappointed Island’ (Pulau Kekecewaan). Jadi, yang ‘kecewa’ itu sebenarnya adalah mereka yang mencoba singgah di pulau tersebut, namun sulit menemukan air bersih, sulit berlabuh, dan ditolak oleh warga setempat.


Sudah Berkembang Walaupun Terpencil

Disappointed Island (sumber: airarchirels)

Awalnya tidak ada banyak informasi di internet mengenai Disappointed Island. Hal ini dikarenakan memang belum banyak orang yang mengetahui pulau ini. Selain itu di pulau ini juga tidak ada listrik, jaringan internet, bahkan industri pariwisata. Tapi kini pulau ini sudah berkembang dengan pesat.

Warga di Disappointed Island mulai sedikit demi sedikit mengembangkan industri pariwisata bersama dengan pemerintah. Jadwal penerbangan menuju pulau ini pun sudah mulai tersedia secara khusus dengan berbagai durasi penerbangan, seperti yang Liputan6.com lansir dari Air Archipels, Selasa (7/5/2019). Diketahui durasi penerbangan terlama dari Haiti ke Disappointed Island adalah 3 jam 50 Menit.

Walaupun turis yang berkunjung ke pulau ini masih bisa dihitung dengan jari, tapi warga Disappointed Island sudah sangat terbuka. Warga Disappointed Island selalu menyambut para turis dengan hangat. Di pulau ini turis akan merasakan kehidupan yang jauh dari teknologi, karena melihat pulau ini masih jauh dari kata modern.


Pulau Unik yang Jauh dari Teknologi

Disappointed Island (sumber: andrewevans)

Di pulau ini sudah ada pembangkit listrik tenaga surya, tapi itu pun jumlahnya tidak banyak dan sering rusak. Tapi para turis akan dimanjakan Pasir pantainya begitu putih bersih, dengan lautan biru jernih. Terumbu karangnya benar-benar berwarna-warni dengan aneka ukuran. Ikan-ikan pun sangat banyak, yang bisa dibilang lautnya begitu sehat.

Mereka sehari-hari hidup dengan cara memancing ikan, serta menjual kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan untuk dijadikan minyak kelapa) lewat pesawat kargo ke Haiti. Tapi sumber mata pencaharian utama di pulau ini adalah sebagai nelayan. Seperti yang telah diceritakan di sejarah mengenai air bersih di pulau ini memang benar adanya. Masyarakat di pulau ini mengandalkan air kepala untuk minum sehari-hari.

Menurut penduduk asli Napuka, kehidupan di Disappointed Island sangatlah damai. Tidak ada perang, tidak ada kriminalitas, semuanya saling membantu untuk bertahan hidup. "Kami punya kehidupan yang sakral di sini, sungguh orisinil dan tidak tersentuh. Kami juga bagian dari sejarah kehidupan umat manusia di Bumi," tambah salah satu warga. Walaupun bernama Disappointed Island tapi warga di pulau ini justru sangat bahagia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya