Liputan6.com, Jakarta Performa indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan kembali bergerak positif pada perdagangan saham Rabu (8/5/2019).
Pada hari ini, pergerakan IHSG akan lebih dipengaruhi perkembangan dari negosiasi dagang China dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Advertisement
"Pihak China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan ikut dalam rombongan yang mengunjungi AS pada tanggal 9 dan 10 Mei," terang Analis Riset PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan di Jakarta.
Dia menjelaskan, IHSG kemungkinan akan ditutup ke zona hijau dengan diperdagangkan di kisaran 6.273-6.316.
Sementara itu, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan IHSG akan bergerak perkasa dengan diproyeksikan pada rentang support dan resistance 6.260-6.426.
Sementara itu, untuk saham rekomendasi, dia menyarankan saham yang cukup beragam hari ini. Itu seperti saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT JAPFA Tbk (JPFA).
Sedangkan Dennies hanya memilih saham PT Matahari Departmen Store Tbk (LPPF) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Penutupan Kemarin
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini, usai alami koreksi tajam pada perdagangan kemarin.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (7/5/2019), IHSG menguat 40,96 poin atau 0,65 persen ke posisi 6.297,31. Indeks saham LQ45 menguat 0,86 persen ke posisi 994,16. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 237 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 159 saham melemah dan 136 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.310,94 dan terendah 6.268,32.
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 417.716 kali dengan volume perdagangan saham 14,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 527,37 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.280.
10 sektor saham kompak menghijau kecuali sektor saham tambang turun 0,70 persen dan sektor saham pertanian susut 0,15 persen.
Sektor saham industri dasar menguat 1,87 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menanjak 1,24 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 1,13 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham saham BUMI menanjak 10,17 persen ke posisi Rp 130 per saham, saham ABBA mendaki 8,76 persen ke posisi Rp 149 per saham, dan saham TRIS melonjak 21,05 persen ke posisi Rp 276 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham GIAA turun 8,1 persen ke posisi Rp 386 per saham, saham MTPS tergelincir 21,99 persen ke posisi Rp 745 per saham, dan saham JAYA merosot 10,57 persen ke posisi Rp 110 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,52 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,69 persen, indeks saham Singapura menguat 0,67 persen dan indeks saham Taiwan melonjak 0,83 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,88 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,51 persen dan indeks saham Thailand merosot 0,49 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, ada sejumlah sentimen pengaruhi IHSG baik dari internal dan eksternal.
Dari internal, stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan memberikan katalis positif bagi terciptanya stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen sebenarnya lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 5,06 persen.
"Dari eksternal, China berusaha meredam ketidakpastian global akibat sentimen perang dagang Amerika Serikat-China dengan meyakinkan para pelaku investor bahwa proses negosiasi dagang antara kedua negara tersebut masih berlanjut," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement