Liputan6.com, Jakarta - Vampire facial jadi tren setelah selebritas seperti Kim Kardashian dan putri dari Victoria Beckham kedapatan menjalani perawatan kecantikan tersebut. Kendati terlihat sedikit menyeramkan, publik mengaku penasaran saat Kim mengunggah kondisi wajahnya saat melakukan vampire facial.
Perawatan ini dilakukan dengan teknik menarik darah dari wajah seseorang dan kembali disuntikkan. Cara ini diklaim bisa memberi kesan cerah dan membuat wajah terlihat bercahaya.
Tapi, 'janji' ini menimbulkan tanda tanya setelah dua orang di New Mexico secara resmi ditetapkan positif HIV setelah melakukan vampire facial. Pertanyaan yang muncul kemudian, amankah jenis perawatan wajah ini dilakukan?
Baca Juga
Advertisement
Dr. Andrew Ordon, cosmetic surgeon dan co-host The Doctors menuturkan, ia tak kaget dengan keberadaan kasus tersebut, meningat regulasi tahapan vampire facial sangat rumit dan tak bisa dilakukan sembarang pihak.
"Bisnis klinik kecantikan memang menjanjikan, tapi sayang jarang yang memperhatikan regulasi," tuturnya. Andrew mengatakan, standar kebersihan klinik kecantikan harus seketat ruangan dokter.
Jika ada darah yang tertinggal di peralatan perawatan, klien sangat berpotensi terkena penyakit seperti HIV dan hepatitis. Walau begitu, iIa menambahkan, orang sebenarnya tak perlu menghindari vampire facial.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
Andrew menjelaskan, Anda tak perlu khawatir melakukan vampire facial di klinik kecantikan yang sudah memiliki license. Pastikan juga kebersihan ruang praktik dan jangan ragu bertanya jika ada hal-hal yang Anda curigai.
Pertanyaannya bisa berupa bagaimana proses sterilisasi di klink tersebut dan bagaimana mereka memproses barang-barang praktik yang sudah dipakai. Jika ada jawaban yang menurut Anda aneh, jangan memaksakan dan sebaiknya cari klinik kecantikan lain.
"Jenis perawatan yang masuk ke dalam kulit sangat mungkin menyebabkan infeksi. Jadi, Anda harus benar-bernar yakin. Anda tetap bisa menikmati spa dan perawatan kesehatan dengan rasa aman selama melakukannya," tutur Andrew.
Advertisement