Serai Wangi Diburu Warga Melayu Saat Ramadan

Orang dulu kalau tidak menanam serai wangi di rumah, belum lengkap jadi orang Melayu.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mei 2019, 22:00 WIB
Kebun serai wangi (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Batam - Serai wangi atau Cymbopongon nardus, merupakan tumbuhan paling dicari warga yang tinggal di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) saat Ramadan.

"Orang dulu kalau tidak menanam serai di rumah, belum lengkap jadi orang Melayu," kata Sumarni, warga Pulau Singkep, Kabupaten Lingga, beberapa waktu lalu, dilansir Antara.

Serai wangi banyak dimanfaatkan sebagai penyedap rasa kuah kari roti kirai, lakse, dan roti canai, makanan khas Melayu yang biasa disajikan saat berbuka puasa.

Olahan minyak wangi dari serai wangi juga banyak digunakan masyarakat saat pergi beribadah ke masjid.

Tidak heran bila saat Ramadan, harga serai wangi pun melonjak, dari biasa sekitar Rp2.000 per ikat, menjadi Rp5.000 per ikat.

Kegunaan lain serai wangi bagi masyarakat Melayu, tumbuhan itu juga menjadi bahan khusus bunga rampai, yang dipadu dengan aroma pandan wangi, dan beberapa campuran bunga lainnya.

"Kalau dibuat bunga rampai, dicampur dengan daun pandan, dan beberapa bunga lainnya biasanya tujuh jenis tergantung adat wilayah," kata Sumarni yang juga berprofesi sebagai mak andam (perias pengantin) ini.

Bunga rampai digunakan dalam beberapa majelis adat, di antaranya tradisi ziarah makam, jelang Ramadan.


Dikenal Minyak Atsiri

Ilustraasi foto Liputan6

Kalau di Aceh, dikenal dengan nama minyak atsiri yang biasa digunakan sebagai wewangian pada saat bulan Ramadan. Hanya saja, proses pembuatannya agak berbeda dengan minyak atsiri di Kepri.

Minyak serai di Lingga juga masih diproduksi rumahan, untuk kebutuhan sendiri. Produksinya dilakukan secara manual dengan peralatan seadanya.

"Buat di rumah sendiri, selain untuk minyak salat, juga bisa dipakai kalau anak-anak kembung perut," ujar Datok Nilam, warga yang juga menanam serai wangi di rumahnya.

Puncak penggunaan serai wangi yang paling banyak, adalah saat Hari Raya Idulfitri. Jika biasanya masakan kari khas Melayu tidak menggunakan serai wangi, maka khusus pada Hari Raya Idulfitri, warga menambahkannya, untuk disantap dengan ketupat.

Begitu pula dengan sambal lengkong, santannya wajib ditambahkan aroma daun serai wangi agar terasa gurih.

Tumbuhan jenis rumput-rumputan dari ordo Graminales yang juga dapat dimanfaatkan untuk pengusir nyamuk ini, sangat mudah ditanam di wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, yang berlokasi di ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut dengan curah hujan yang cukup baik.

Serai wangi hanya membutuhkan 6 hingga 7 bulan untuk bisa dipanen.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya