Awal Kesepakatan Salat Tarawih Tercepat 23 Rakaat dalam 7 Menit di Indramayu

Tokoh masyarakat Desa Dukuhjati Kabupaten Indramayu memastikan salat tarawih tercepat tersebut masih sesuai syariat dan ketentuan dalam rukun salat

oleh Panji Prayitno diperbarui 09 Mei 2019, 00:01 WIB
Pemuda Desa Dukuhjati Indramayu Jawa Barat saat mengikut Salat Tarawih Tercepat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Indramayu - Pelaksanaan salat tarawih tercepat di Ponpes Al Quraniyah Desa Dukuhjati Kecamatan Kerangkeng Kabupaen Indramayu dianggap bukan tanpa alasan kuat.

Sejumlah tokoh masyarakat sebelumnya membahas kerisauan perilaku pemuda desa yang dianggap minim untuk datang beribadah di Masjid saat Ramadan tiba.

Seorang tokoh masyarakat setempat, Azun Mauzun mengatakan, keputusan melaksanakan salat tarawih tercepat itu atas kesepakatan pemuda desa dan tokoh masyarakat lain. Azun mengaku memimpin langsung pelaksanaan salat tarawih tercepat di Indramayu.

"Kami sendiri resah karena anak muda jarang ada yang mau ke masjid di bulan Ramadan lagi," kata Azun, Rabu (8/5/2019).

Para pemuda Desa Dukuhjati tersebut melaksanakan salat tarawih tercepat dengan 23 rakaat ditambah witir. Sementara itu durasi waktu pelaksanaan salat tersebut hanya 7 menit.

Dia mengatakan, salat tarawih tercepat ini membutuhkan stamina yang kuat. Oleh karena itu, jamaah salat tarawih tercepat didominasi anak muda.

"Memang sasarannya anak muda semua karena mereka juga mengaku malu salat campur dengan orang tua. Jadi kami buatkan tempat tersendiri," kata dia.

Azun menyebutkan, Salat Tarawih bisa dilakukan dengan cepat karena dalam pelaksanaannya hanya mengambil gerakan yang menjadi rukunnya saja. Seperti Niat, takbiratul ihram, hingga duduk antara dua sujud, dan tahiyat akhir.

"Tetap sesuai dengan syariat karena tidak ada yang melenceng dari rukun setiap salat tarawih yang diterapkan. Kalau soal kusyuk dan tidak itu tergantung masing-masing jamaah yang melaksanakan," kata dia.


Antusias Pemuda

Pemuda Desa Dukuhjati Indramayu Jawa Barat saat mengikut Salat Tarawih Tercepat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Azun mengatakan, ajakan Salat Tarawih Kilat ini sebagai bagian dari upaya mengubah karakter pemuda desa. Azun mengaku perlanah pemuda di Desa Dukuhjati Kabupaten Indramayu diajak mengenal lebih dalam soal Islam.

"Kalau awal-awal hanya tarawih kilat saja sekarang sudah nambah tadarus bahkan kajian kitab kuning," kata dia.

Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan Salat Tarawih Tercepat tersebut banyak diminati pemuda desa setempat. Azun menyebutkan, hampir setiap tahun Ramadan jumlah jamaah Salat Tarawih Tercepat bertambah.

Tahun ini jumlah jamaah salat tarawih tercepat mencapai 100 orang. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya sekitar 50 - 70 orang.

"Kami terbuka untuk siapapun pemuda yang ingin salat daripada hanya nongkrong saja," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat Pantura Indramayu Jawa Barat memiliki kebiasaan unik selama bulan Ramadan. Mereka melaksanakan Salat Tarawih tercepat setelah melaksanakan Salat Isya.

Salat tarawih tercepat tersebut diketahui sudah 10 tahun berjalan.

"Iya kami memang setiap tahun di bulan Ramadan selalu melaksanakan tarawih tercepat," kata tokoh masyarakat setempat, Azun Mauzun, Selasa (7/5/2019).

Salat Tarawih Tercepat itu digelar khusus untuk pemuda di Desa Dukuhjati Indramayu. Mereka melaksanakan Salat Tarawih dengan 23 rakaat ditambah witir.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya