Ketua DPR Minta Pemerintah Kaji Lebih Dalam soal Pemindahan Ibu Kota

Politikus Partai Golkar ini mengatakan, banyak negara yang berhasil memindahkan ibu kota negara mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mei 2019, 06:06 WIB
Ekspresi Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2019). Rapat dihadiri Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Mendag Enggartiasto Lukita, Menko Polhukam Wiranto, dan Menhan Ryamizard Ryacudu. (Liputan6.com/HO/Radi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menggaungkan rencana pemindahan Ibu Kota ke luar Jawa. Jokowi pun melakukan kunjungan kerja ke Palangkaraya, meninjau wilayah yang digadang-gadang cocok menjadi lokasi Ibu Kota negara yang baru. Kalimantan adalah salah satu opsi utama lokasi Ibu Kota baru.

DPR pun menyatakan menyambut baik rencana ini. Namun, pemerintah disarankan mengkaji lebih dalam rencana tersebut sebelum ditetapkan menjadi sebuah kebijakan. Hal ini disampaikan Ketua DPR Bambang Soesatyo usai menghadiri rapat paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan.

"Terkait rencana atau wacana pemerintah untuk memindahkan Ibu Kota ke luar Jawa, ya tentu kami di DPR menyambut baik gagasan tersebut. Namun, perlu kajian yang lebih dalam," jelasnya.

Kajian ini, lanjut Bamsoet, harus melibatkan sejumlah pakar dan pihak lainnya. Dengan demikian, perencanaan benar-benar matang dan hasilnya di kemudian hari mendatangkan manfaat bagi masyarakat.

Politikus Partai Golkar ini mengatakan, banyak negara yang berhasil memindahkan ibu kota negara mereka. Karena itu dia pun optimis Indonesia akan berhasil jika nantinya kebijakan ini diputuskan.

"Berbagai negara juga melakukan hal itu dengan sukses seperti Malaysia. Dan menurut saya hal itu dimungkinkan. Yang terpenting adalah bahwa pemindahan itu memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan mengeskalasi daripada perekonomian kita sehingga tidak terpusat," tutupnya.

 

Reporter: Hari Ariyanti

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya