Liputan6.com, Jakarta Kamis dini hari ini adalah episode ke-4 Istri-Istri Akhir Zaman. Tayangan khusus Ramadan di SCTV 2019 ini bercerita tentang Kamil mengendarai motornya di jalanan depan rumahnya Bu Masri. D sana ustazah Naimah ngekos, dia memelankan motornya karena melihat mobil sport milik Iwan berhenti di halaman depan rumah Bu Masri. Dari dalam mobilnya Iwan, Ustazah Naimah digandeng Bu Masri yang menyambutnya, dan Nyak Khusna yang mengantarnya, mereka masuk kedalam rumah Bu Masri, diikuti oleh Ustaza AGil, Iwan dan Babe Salman yang semuanya juga mengantar Ustazah Naimah.
Masih di episode Istri-Istri Akhir Zaman melihat itu, sejenak Kamil menghentikan motornya, dia memanjangkan lehernya melongok ke arah rumah Bu Masri. Kamil penasaran ada apa dengan Ustazah Naimah? Dan kenapa juga Iwan ikut nganterin. Kamil curiga. Ia pun langsung pergi dari sana dan mau laporan ke babehnya yang mantan preman kampung. Ada rasa cemburu dalam hati Kamil.
Sementara Bu Masri membimbing Ustazah Naimah menuju bangku untuk duduk. Semua mengkhawatirkan keadaan Naimah yang masih lemah. Pak Agil mengingatkan kalau bayangan itu datang lagi, ustazah langsung saja istighfar, baca Ayat Kursi terus saja berulang-ulang, sampai bayangan itu hilang, lalu kembali istighfar...
Baca Juga
Advertisement
Ustzah pelan mengangguk. Karena hari sudah malam, Ustaz Agil dan Naimah menyarankan agar Iwan sebaiknya pulang karena mereka tidak ingin menimbulkan fitnah. Iwan kesal sama Naimah, karena maksudnya tadi mau minta ijin untuk menginap, supaya bisa merawat Naimah dan yang penting bisa dekat.
Ikuti terus keserua drama Istri-Istri Akhir Zaman....
Kamar Ramadhan
Babe Salman yang memperhatikan Iwan, lalu menawarkan Iwan menginap di rumahnya, dan bisa memakai kamar Ramadhan. Iwan cengar-cengir mendapat tawaran tersebut dan langsung mengiyakan. Ustazah Naimah sudah merasa lebih segar. Ia lalu menceritakan kenapa dia tiba-tiba seperti orang yang begitu tersiksa, sementara Iwan dan Babe Salman kembali mendengarkan dengan serius, juga Ustaza Agil, Nyak Khusna dan Bu Masri. Semua tegang mendengar cerita Naimah, dan sedikit geram karena kasihan Naimah harus menghadapi itu.
Advertisement
Para Donatur
Ramdhan membawa sepiring cake buatannya sendiri menuju ke teras belakang, istrinya Atika sedang membaca koran pagi. Ramadhan juga membawa sebuah map yang berisi konsep surat untuk para donatur sekolah. Ramadhan meletakkan kue yang dibawanya di atas meja dan menawarkan kepada istrinya untuk mencoba. Atika menoleh sekedarnya, lalu kembali membaca koran. Ramadhan mengingatkannya. Atika akhirnya mengambil juga cake dari piring yang dibawa suaminya.
Ramadhan menanyakan pendapat Atika, istrinya hanya menjawab sekenanya, kue itu lumayan enak untuk kue rumahan. Ramadhan terkejut dengan jawaban ketus Atika. Ramandhan menyodorkan map berisi konsep surat. Atika menerima tapi tidak segera dibaca, hanya diletakkannya saja di atas meja. Ramadhan meminta tolong Atika untuk membantunya mengoreksi proposalnya. Atika kemudian cuek lagi, dan malah meneruskan membaca koran pagi itu. Ramadhan agak kesal melihat sikap istrinya yang sama sekali tidak punya keperdulian. Ramadhan cuma menarik nafas agak kesal.
Komanda Pasukan
Edi Darmawan sedang membuat roti sarapan untuk ia dan istrinya. Dari dalam kamar, suara Sofie terdengar seperti komandan pasukan yang selalu memberi aba-aba. Edi pun lalu menjawab ya atas semua hal yang dikatakan istrinya itu. Sofie curiga kenapa Edi selalu menjawab ya, apakah ia tidak mendengar apa ia ceritakan.
Sofie keluar dari kamarnya, Dari tadi kok jawabannya iya iya melulu.. Nggak kreatip..! Edi tak acuh, dia terus mengoles roti dengan selai coklat. Dalam hati ia merasa jawaban itulah yang paling aman. Sofie menuju ke meja dan langsung menyambar roti yang dibikin suaminya dan ijin pergi pakai mobil.
Sementara itu Edi mencoba memprotes keputusan isterinya itu. Sofie cuma menjawab dengan menggoyangkan telunjuknya, ke kiri dan ke kanan, sehingga bola mata Edi pun mengikuti kekiri dan kekanan. Mam....., Mama nggak boleh otoriter begitu dong protes Edi. Mendengar kata-kata otoriter, Sofie jadi tersinggung, senyumnya hilang sama sekali. Siapa yang otoriter ?
Advertisement