Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk pertama kalinya melakukan tinjauan calon ibu kota baru. Hal itu dilakukan Jokowi sebagai bentuk keseriusan dirinya memindahkan ibu kota.
Jokowi bersama rombongan meninjau calon ibu kota baru di wilayah sekitar Kalimantan pada Selasa dan Rabu 7-8 Mei 2019.
Advertisement
Pertama, Jokowi bersama rombongan mendatangi provinsi Kalimantan Timur untuk melihat calon ibu kota baru Indonesia tersebut.
Jokowi mendatangi Bukit Soeharto yang berlokasi di Kawasan Taman Hutan Raya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut bahwa wilayah yang dikunjunginya itu memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya kelengkapan infrastruktur pendukung yang telah tersedia di sekitar kawasan.
Tak berhenti sampai di situ, Jokowi bersama rombongan kemudian terbang ke Kalimantan Tengah. Ia menyusuri Bukit Nyuling yang berada di Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Jokowi meninjau Bukit Nyuling sekitar satu jam. Setelah mendengarkan paparan dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Jokowi sempat melihat-lihat lokasi calon ibu kota tersebut.
Berikut 3 calon ibu kota baru yang disambangi Jokowi dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Bukit Soeharto
Bukit Soeharto yang berlokasi di Kawasan Taman Hutan Raya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi salah satu kandidat ibu kota baru RI. Hal itu terlihat setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambangi Bukit Soeharto, Selasa siang.
"Kita ingin melihat visi ke depan seperti apa. Indonesia sebagai negara besar juga ingin memiliki pusat pemerintahan yang terpisah dengan pusat ekonomi, bisnis, perdagangan, dan jasa. Ini kita ingin menapak ke depan sebagai sebuah negara maju," ujar Jokowi di lokasi, Selasa, 7 Mei 2019.
Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi pertama yang dikunjungi Jokowi dalam melakukan peninjauan awal terkait kelayakan calon ibu kota baru.
Selama menyusuri Bukit Soeharto, Jokowi mendapatkan paparan dari Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kaltim Zairin Zain.
"Memang ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira 1,5 tahun ini dikaji yang salah satunya adalah di Kalimantan Timur yang kurang dan lebih kita datangi siang hari ini," kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut bahwa wilayah yang dikunjunginya itu memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya kelengkapan infrastruktur pendukung yang telah tersedia di sekitar kawasan.
Selain itu, Jokowi menilai keberadaan sarana pendukung di lokasi ini dapat menghemat biaya pembangunan apabila di nantinya ditetapkan sebagai ibu kota baru Republik Indonesia.
Menurut Jokowi, lahan yang ditawarkan Pemerintah Kalimantan Timur cukup strategis karena diapit dua bandara dan dua pelabuhan besar.
Yakni, Bandara Internasional Aji Pangeran Tumengung Pranoto Samarinda dan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. Serta dua pelabuhan besar, Pelabuhan Palaran di Samarinda dan Pelabuhan Semayang di Balikpapan.
Advertisement
2. Palangkaraya
Dalam peninjauan calon ibu kota baru, Jokowi menjelaskan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan mulai dari sosiologi, masalah lingkungan, kebencanaan, sosial politik, ketersediaan air, kondisi tanah gambut, serta masalah konstruksi. Nantinya, hasil peninjauan ini akan diserahakan ke tim untuk dikaji lagi secara mendalam.
Jokowi juga mengakui peninjauan langsung ke lapangan sengaja dilakukannya agar tak salah dalam memutuskan ibu kota baru.
"Semuanya akan dicek dilihat, dikalkulasi oleh tim. Saya hanya melihat lapangannya. Kemudian biar ada feeling begitu, nanti dalam memutuskan biar tidak salah," ujar Jokowi di Masjid Darul Arqam, Kota Palangkaraya, Kalimantan Timur, Selasa 7 Mei 2019.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut bahwa Kalteng memiliki potensi untuk dijadikan pusat pemerintahan yang baru. Terlebih, Presiden Pertama RI Soekarno dahulu juga ingin ibu kota dipindahkan ke Palangkaraya.
"Loh, Kalteng ini kan visi kita memindahkan ibu kota kan sudah sejak zaman bung Karno Presiden pertama RI. Dan beliau dulu memiliki keinginan untuk di Palangkaraya. Tapi dulu loh ya. Sekarang dilihat lagi," ucap Jokowi.
Menurut dia, pemerintah daerah telah menyiapkan lahan 300 hektare untuk ibu kota baru. Bahkan, Jokowi menuturkan pemerintah daerah bersedia menambahkan 60 ribu hektare lagi jika dipilih menjadi pusat pemerintahan.
"Di sini sudah ditunjukkan oleh Pak Gubernur, 'Oh di sini ada 300 ribu hektare, kalau Bapak kurang ditambah di sini masih (ada lahan) 60 ribu hektare. Di sini memang lahannya sangat luas sekali. Besok dilihat jadi saya bisa sampaikan," tutur Jokowi.
3. Bukit Nyuling
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengecek kelaikan Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai calon ibu kota baru. Jokowi pun menyusuri Bukit Nyuling yang berada di Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Rabu, 8 Mei 2019.
Jokowi berangkat ke lokasi peninjauan menggunakan helikopter kepresidenan Super Puma dari Bandar Udara Tjilik Riwut Kota Palangka Raya pada pukul 10.00 WIB. Dia mendarat di salah satu lapangan di Kabupaten Manuhing untuk kemudian melanjutkan perjalanan via darat.
Setibanya di lokasi, Jokowi langsung memperhatikan peta Bukit Nyuling dan sedikit berdiskusi dengan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran serta pejabat daerah setempat.
Kemudian, mantan Gubernur DKI Jakarta itu sempat melihat-lihat Bukit Nyuling untuk mengecek apakah layak dijadikan ibu kota.
Usai meninjau, Jokowi mengaku jika dilihat dari sisi keluasan, Kalimantan Tengah adalah lokasi yang paling siap untuk dijadikan pusat pemerintah. Menurut dia, Kalteng siap menyediakan lahan seluas 300 hektare jika dipilih sebagai ibu kota.
"Ya tadi kan kita melihat dari atas ya. Dari udara. Kalau dari sisi keluasan, di sini mungkin paling siap. Mau minta 300 ribu hektare ya siap di sini. Kalau kurang masih tambah lagi juga siap," ujar Jokowi di lokasi.
Kendati begitu, perkara ketersediaan lahan bukan satu-satunya aspek yang dipertimbangkan pemerintah. Jokowi menegaskan masih banyak hal yang perlu dikaji lagi seperti kesiapan infrastruktur, kebencanaan, hingga kondisi sosial masyarakat.
Khusus Bukit Nyuling misalnya, Jokowi menyebutkan lokasi tersebut tidak rawan bencana. Namun di sisi lain, kawasan Bukit Nyuling masih jauh dari kesiapan infrastruktur.
"Urusan banjir mungkin di sini tidak, ya kan? Urusan gempa di sini tidak. Tapi kesiapan infrastruktur harus dimulai dari nol lagi. Ya kan?" jelas dia.
Advertisement