Bikin Geleng-Geleng, Pria Ini Bertahan Hidup dari Sampah Mark Zuckerberg

Ada ungkapan yang menyebutkan bahwa "sampah seseorang bisa jadi harta bagi orang lain."

oleh Afifah Cinthia Pasha diperbarui 09 Mei 2019, 11:25 WIB
Jake Orta (sumber: The New York Times/Jim Wilson)

Liputan6.com, Jakarta Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya.

Sampah adalah ibarat harta yang sering dipandang sebelah mata, dikucilkan dan dipermasalahkan, namun hal itu adalah anggapan yang salah. Pengelolaan sampah yang tepat akan menjadikan sampah menjadi emas bahkan dapat membantu seseorang bertahan hidup. Manusia dibekali akal akan selalu berfikir, orang yang selalu berfikir akan menumbuhkan kreativitas.

Bahkan tak jarang sampah yang dianggap tidak berharga bagi sebagian orang adalah harta atau tumpuan hidup seseorang. Bagi sebagian orang mungkin jika tak ada sampah, mereka akan kesulitan untuk hidup. Pasalnya sampah juga bisa membuka lapangan perkerjaan bagi sebagian orang, seperti pengepul dan pemungut sampah.


Bertahan Hidup dari Sampah

Jake Orta (sumber: The New York Times/Jim Wilson)

Ada ungkapan yang menyebutkan bahwa "sampah seseorang bisa jadi harta bagi orang lain." Ungkapan ini cukup masuk akal apabila sampah orang yang dimaksud berasal dari seorang miliarder, seperti pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.

Sampah-sampah yang dibuang oleh Mark Zuckerberg ternyata menjadi incaran para pemungut sampah, dan sampah-sampah itu punya nilai yang cukup tinggi, seperti yang Liputan6.com lansir dari New York Times, Kamis (9/5/2019).

Di negara bagian California, kegiatan memungut sampah secara teknis adalah ilegal. Namun, fakta tersebut tidak menghentikan orang-orang di San Fransisco untuk menjadi pemungut sampah. Kota ini memiliki kesenjangan yang cukup tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di negara bagian tersebut.

Fenomena ini kemudian membuat sejumlah penduduk berpenghasilan rendah mengambil keuntungan dari tetangga mereka yang kaya raya dengan memegang pedoman bahwa orang dengan selera mahal cenderung memiliki sampah yang mahal juga.

Salah satu tetangga Mark Zuckerberg, seorang veteran militer bernama Jake Orta, telah menghasilkan sejumlah uang dengan menjual barang-barang yang ia temukan di tempat sampah yang berada di luar rumah CEO Facebook tersebut. Orta menceritakan betapa takjubnya dia pada benda-benda yang dibuang orang-orang kaya seperti Zuckerberg.


Tempat Sampah Mark Zuckerberg

Jake Orta (sumber: The New York Times/Jim Wilson)

Dalam tempat sampah di rumah Zuckerberg, ia telah menemukan vacuum cleaner, mesin kopi dan pengering rambut, yang semuanya masih dalam kondisi bagus, alias masih bisa digunakan. Dalam kesempatan lain, ia juga pernah menemukan barang-barang mahal lain seperti celana jeans karya desainer terkenal, sepatu Nike, sepeda, bahkan iPad. Orta menganggap dirinya lebih sebagai pemburu harta karun.

"Itu mengherankan saya apa yang dibuang orang kaya, suatu malam, aku menemukan sepasang jeans desainer yang lembut, jaket katun hitam baru, sepatu lari abu-abu Nike, dan pompa sepeda. Kamu tidak pernah tahu apa yang akan kamu temukan lagi."

Orta kemudian menjual barang-barang ini dengan harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Biasanya Orta bisa menghasilkan sekitar $30 per hari atau setara dengan Rp 430 ribu per hari dan Rp 4,3 juta per bulan dari sampah sang tetangga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya