Liputan6.com, Jakarta - Apex Legends tak dimungkiri telah menjadi salah satu gim bergenre battle royale yang sukses untuk platform PC dan konsol. Menyusul kesuksesan tersebut, EA dilaporkan ternyata ingin membawanya ke perangkat mobile.
Informasi ini pertama kali diketahui dari laporan keuanganan tahunan beberapa waktu lalu. Dikutip dari Polygon, Jumat (10/5/2019), EA tidak hanya berencana membawa gim ke mobile, tapi juga pasar Tiongkok.
"Kami sedang dalam tahap negosiasi tingkat lanjut untuk membawa Apex Legends ke Tiongkok dan mobile, kami akan memberikan informasi lebih lanjut usai negosiasi selesai," tulis EA dalam laporannya.
Baca Juga
Advertisement
Melalui laporan itu pula diketahui Apex Legends merupakan salah satu produk yang berhasil membawa nilai positif bagi EA.
Menurut publisher asal Amerika Serikat tersebut, Apex Legends dengan mudah menjadi franchise dengan pertumbuhan paling cepat untuk perusahaan.
Oleh sebab itu, EA berencana untuk membangun layanan yang lebih baik untuk para pemain. Kendati demikian, Respawn Entertainment selaku pengembang masih enggan berbicara mengenai update yang akan digulirkan.
Keputusan untuk membawa Apex Legends ke perangkat mobile memang tidak mengagetkan. Sebab, sejumlah gim battle royale lain kini mulai merambah perangkat mobile dan menuai kesuksesan, seperti PUBG dan Fortnite.
Oleh sebab itu, menarik untuk menunggu langkah EA dalam memboyong Apex Legends ke perangkat mobile. Terlebih, Respawn sendiri telah berhasil mengadopsi gim dari franchise Titanfall ke perangkat mobile.
Kian Populer, Apex Legends Siap Dipertandingkan untuk Esports
Kepopuleran Apex Legends harus diakui tengah meroket. Berdasarkan laporan terakhir, sudah ada 50 juta pemain yang mendaftar gim ini di bulan pertama kehadirannya.
Menyusul kepopulerannya, dikutip dari The Verge, Selasa (12/3/2019), gim ini dilaporkan siap menjangkau ranah esports. Alasannya, sejumlah tim esports dilaporkan sudah membentuk tim Apex Legends.
Beberapa tim diketahui sudah membentuk tim Apex Legends adalah TSM, 100 Thieves, Gen.G, dan NRG. Hal lain yang mengagetkan adalah ada divisi dari Team Liquid yang beralih dari Call of Duty ke Apex Legends.
Keputusan untuk pindah ke Apex Legends, menurut Team Liquid, disebakan tidak adanya kompetisi Call of Duty: Blackout yang digelar.
Perlu diketahui, kebanyakan tim yang beralih ke Apex Legends memang berasal dari gim lain.
Sekadar informasi, Respawn selaku pengembang Apex Legends memang pernah mengungkapkan rencananya untuk mendukung gim ini sebagai esports. Kendati demikian, tidak banyak informasi detail terkait hal tersebut.
Meski belum detail, pertumbuhan Apex Legends sebagai gim yang masuk dalam kategori esports memang tidak dapat lepas dari peran pengembang dan kompetisi yang digelar.
Alasannya seperti Fortnite, gim ini sebelumnya tidak memiliki pemain profesional, tapi dengan adanya kompetisi resmi, pemain pro untuk gim ini mulai bermunculan.
Advertisement
Dalam Sebulan, Apex Legends Kantongi 50 Juta Pemain
Apex Legends harus diakui tengan menjadi salah satu gim yang menjadi sorotan pada tahun ini. Bagaimana tidak, dalam sebulan setelah perilisanya, gim battle royale ini sudah mengantongi 50 juta pemain!
Informasi ini, seperti dikutip Ubergizmo pada Rabu (6/3/2019), disampaikan akun Twitter resmi Apex Legend.
"Kami sangat terkesima dengan dukungan kalian dan tidak sabar ingin memperlihatkan apa yang kami persiapkan berikutnya," ujar Respawn Entertainment selaku pengembang Apex Legends.
Seperti diketahui, Apex Legends resmi diluncurkan EA pada 4 Februari 2019 untuk PlayStation 4, Xbox One, dan PC.
Jika momentum ini terus bertahan, bisa jadi Apex Legends akan menjadi rival Fortnite.
Gim yang dikembangkan oleh Respawn Entertainment tersebut juga menjadi populer di kalangan streamer Twitch yang paling banyak ditonton.
Setelah sukses dengan seri Titanfall, memang tampaknya Respawn Entertainment peruntungan beradu ke gim battle royale yang sedang naik daun belakangan ini.
CEO Respawn Entertainment, Vince Zampella mengatakan bahwa pencapaian ini benar-benar luar biasa.
"Kami telah melakukan serangkaian uji coba, perdebatan, dan akhirnya sampai pada titik di mana kami merasakan magic. Kami tahu akan berisiko mengambil franchise ke arah ini, gim free-to-play. Tapi kami jatuh cinta dengan Apex Legends dan ingin orang lain untuk memainkannya juga," kata Zampella.
Pencapaian ini pun merupakan kabar bagus bagi EA, karena penjualan mereka dari gim Battlefield V sebelumnya yang di luar ekspektasi.
Sekadar diketahui, awal pekan ini, sahamnya merosot karena kehilangan target pendapat untuk kuartal tersebut.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: