Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga tiket pesawat dalam beberapa bulan terakhir masih terus terjadi. Pemerintah juga masih mancari solusi agar harga tiket pesawat dapat kembali normal sehingga tidak mengganggu daya beli masyarakat secara terus-menerus.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution akan kembali memanggil Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk membahas kebijakan penurunan harga tiket. Salah satunya melalui kajian batas atas harga tiket pesawat.
"Senin kayaknya masih akan dibahas. Menteri Perhubungan akan meng-adjust batas atas. Saya enggak tahu, nanti dulu lah, jangan terlalu cepat menarik kesimpulan," ujar Menko Darmin di Shangrila, Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Darmin melanjutkan, pihaknya sudah meminta Kementerian Perhubungan membuat kajian batas yang menguntungkan bagi masyarakat tapi tidak memberatkan maskapai. Menteri BUMN Rini Soemarno pun akan diikutkan dalam pembahasan ini.
"Yang kita minta adalah Menteri Perhubungan tugasnya jangan mengurus maskapai saja, tapi mengurus masyarakat juga. Itu tarif yang memerhatikan maskapai dan masyarakat. Bu Rini kan pemegang saham, dia akan bilang "Masak saya yang nurunin?" kata dia.
Lebih lanjut, Mantan Direktur Jenderal Pajak itu menambahkan, pihaknya belum dapat menentukam berapa dampak besar penentuan batas atas harga tiket pesawat terhadap inflasi.
"Menhub bilang mereka Senin siap untuk memberi seperti apa usulannya. (Dampaknya) tergantung seberapa besar turunnya, jangan ditebak-tebak nantilah," tandasnya.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Bakal Turun 15 Persen
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan memastikan tarif batas atas tiket pesawat akan turun sebanyak 15 persen.
Luhut mengatakan, dia telah mendapatkan laporan mengenai rencana itu dan telah disetujui semua pihak termasuk maskapai.
"Akan turun harga 15 persen. Garuda Indonesia juga sudah bilang iya. Rini (Menteri BUMN) kan juga sudah bilang," katanya di Jakarta, Rabu, 8 Mei 2019.
Menurut Luhut, penurunan tarif batas bawah itu seharusnya tidak akan mengganggu kinerja perusahaan. Dia menyebut nantinya akan ada evaluasi.
Atas keluhan masyarakat yang menilai harga tiket pesawat yang masih tinggi hingga saat ini, Luhut meminta agar masyarakat bisa tenang dan menunggu.
Luhut menyebut pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga tiket pesawat, salah satunya adalah dengan membuka kesempatan swasta untuk masuk ke bisnis avtur.
Dengan demikian, Pertamina akan berkompetisi untuk bisa memberikan layanan penjualan avtur sehingga harga diharapkan bisa kompetitif.
"Kita beda dengan Singapura (harga avtur) hampir 25 persen. Kita tidak mau ada beda jauh. Singapura udara saja impor, masak minyaknya lebih murah dari kita," katanya.
Advertisement
Pemudik Pakai Jalur Darat Bakal Naik
Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ) prediksi terjadi kenaikan volume kendaraan untuk jalur darat pada masa mudik Lebaran 2019.
Menurut dia, peningkatan ini pun terjadi lantaran harga tiket pesawat yang masih tinggi. Kepala Sub Bidang Operasional dan Pemeliharaan II BPTJ, Joko santoso mengatakan, tingginya harga tiket pesawat tersebut justru membuat masyarakat beralih dan menggunakan moda transportasi darat.
Sebab, jika hitung-hitung biaya pengeluaran akan jauh lebih hemat, ketimbang melalui penerbangan udara.
"Prediksinya naik 10 persen (jalur darat) dari yang lalu karena ada dampak dari kenaikan tarif pesawat sebenernya, jadi akan ada peningkatan beralih ke penggunaan kendaraan pribadi," kata dia saat ditemui di Jakarta, Rabu, 7 Mei 2019.
Seperti diketahui, polemik harga tiket pesawat saat ini masih menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Joko Widodo.
Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat kenaikan harga tiket telah berdampak pada penurunan penumpang domestik sebesar 21,94 persen dari 7,73 juta Maret 2018 menjadi 6,03 juta Maret 2019.
Sebelumnya juga, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi memperkirakan jumlah penumpang angkutan udara pada masa mudik Lebaran 2019 akan berkurang karena masih tingginya harga tiket pesawat terbang.
"Ya kalau tahun lalu angkutan udara kira-kira tumbuhnya 4 persen ya, dan kalau tahun ini sekitar 10 persen pindah ke angkutan lain, seperti laut dan darat juga kereta api untuk menampungnya," kata Budi Karya di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.