Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu setiap orang. Semua kalangan, baik orang tua hingga anak-anak menyambut bulan penuh berkah dengan sukacita.
Terutama anak-anak yang riang gembira menikmati momen Ramadan dengan menjalani kegiatan-kegiatan yang hanya bisa dilakukan pada bulan itu. Berikut 5 hal yang bisa bikin kamu nostalgia dengan masa kecil di bulan Ramadan.
Advertisement
1. Puasa Sebulan Penuh dapat Hadiah
Setiap orang tua pasti selalu mengajarkan anaknya untuk berpuasa di bulan Ramadan. Sejak dulu hingga kini, biasanya orang tua mengiming-imingi hadiah istimewa jika sang anak berhasil berpuasa selama sebulan penuh. Cara ini tentunya dibuat untuk menyemangati anak-anak sekaligus mengajarkan kewajiban berpuasa. Dengan begitu anak bisa menjalankan ibadah puasa dengan suka hati. Menjalani bulan puasa di masa kecil menjadi kerinduan tersendiri ketika kita menginjak usia dewasa.
2. Ngabuburit
Kegiatan yang satu ini bahkan masih dilakukan orang dewasa. Ngabuburit atau melakukan aktivitas sambil menunggu waktu berbuka menjadi kegiatan yang tak bisa lepas dari bulan Ramadan. Sebelum era internet, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain bersama kawan-kawannya. Selain diisi dengan kegiatan religius, biasanya waktu kecil kita menghabiskan waktu menunggu buka puasa dengan jalan-jalan sore atau bermain bersama.
Saksikan video menarik di bawah ini
Bangunkan sahur
3. Bangunkan Sahur
Tak hanya beraktivitas saat siang hari, anak-anak juga punya kegiatan khusus saat sebelum sahur. Biasanya mereka berkeliling membangunkan warga sekitar untuk sahur dengan membawa alat pukul sambil berteriak "Sahur... sahur...". Semakin ramai maka akan semakin seru, sebelum beraksi anak-anak saling menyamper temannya untuk berkeliling bersama.
4. Mengisi Buku Kegiatan Ramadan
Siapa yang pernah rebutan tanda tangan pak ustad setelah tarawih di masjid? Dulu buku kegiatan Ramadan menjadi senjata yang tidak boleh dilupakan saat bulan puasa. Masa SD, SMP bahkan hingga SMA, siswa diwajibkan mengisi buku kegiatan Ramadan. Memasuki usia dewasa, buku ajaib itu kerap membuat kita bernostalgia. Satu hal yang paling berkesan adalah momen mendengarkan ceramah dan menulis ulang isi ceramahnya di dalam buku. Setelah itu, anak-anak saling berebut meminta tanda tangan sang ustad yang ceramah sebelum pulang tarawih. Buku ini juga diisi dengan catatan ibadah wajib maupun sunnah yang telah kita kerjakan selama bulan Ramadan. Biasanya anak-anak saling berlomba memamerkan pencapaiannya selama bulan Ramadan.
Advertisement
Main petasan hingga ikut pesantren kilat
5. Main Petasan dan Laser
Setelah magrib hingga selepas isya adalah waktunya kembali bermain bagi anak-anak. Biasanya mereka akan kabur dari salat tarawih untuk main petasan di lapangan. Petasan yang dimainkan beragam. Ada yang berbentuk kecil seperti biji untuk dibanting, ada pula yang bisa meluncur ke langit bentuknya seperti gagang sapu. Saat main petasan yang bunyinya keras, bisanya orang tua akan menegur kita karena suaranya yang mengagetkan. Tak hanya itu, saat kecil kita juga suka memainkan laser yang bisa diganti-ganti bentuk cahanya. Mitosnya, jika melihat laser secara langsung, mata kita akan menjadi buta.
6. Kegiatan Pesantren Kilat
Bulan Ramadan identik dengan kegiatan pesantren kilat (sanlat). Sanlat bertujuan mengisi bulan Ramadan dengan kegiatan yang bermanfaat. Biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 hari saja. Kegiatannya diisi dengan materi keagamaan, salat berjemaah, tadarus, mendengarkan ceramah, dan lomba-lomba lain yang berkaitan dengan amalan atau ibadah, seperti lomba azan, lomba ceramah, dan baca Alquran. Biasanya kegiatan sanlat menjadi kebahagiaan tersendiri karena kita terhindar dari mata pelajaran. Namun, memasuki pertengahan hingga akhir kegiatan biasanya godaan dan rasa malas semakin kuat hingga membuat kita terkantuk-kantuk.
Penulis : Dewi Larasati