Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Tiongkok pada bulan lalu, baru saja mengeluarkan peraturan mengenai peredaran gim online yang berpengaruh besar terhadap pemainnya.
Oleh karena itu, Tencent selaku perusahaan pengembang gim, berupaya untuk menggantikan gim populer PUBG dengan gim online yang sesuai dengan peraturan pemerintah, sebagai gim alternatif untuk para pecintanya.
Baca Juga
Advertisement
Gim ini, seperti dilansir Tech Crunch pada Jumat (10/5/2019), diyakini akan menghasilkan pendapatan yang cukup signifikan.
Gim dengan judul "Game for Peace" ini, diperkenalkan melalui media sosial Weibo bersamaan dengan dihapusnya PUBG dari Tiongkok.
Sebagai ganti PUBG, Game for Peace adalah gim yang dibuat sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah Tiongkok.
Peraturan yang dibuat oleh Administrasi Negara Pers dan Publikasi negara Tiongkok mengeluarkan serangkaian peraturan gim seperti larangan mengeluarkan darah, mayat, referensi ke kerjaan, dan perjudian.
Selain itu, gim ini hanya akan berfokus pada pasukan angkatan udara Tiongkok.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dikembangkan Oleh Krafton
Gim ini dikembangkan oleh Krafton, yang sebelumnya dikenal sebagai BlueHole, pengembang gim PUBG.
Meski berbeda nama, Game for Peace sebetulnya bisa dibilang 'kloningan' dari PUBG, yang para pemainnya hanya perlu berpindah gim karena skill yang digunakan sama persis dengan gim sebelumnya.
Pada akhir tahun lalu, Krafton mengatakan bahwa sudah 200 juta pemain terdaftar dalam gim baru ini, dengan rata-rata 30 juta pemain setiap harinya.
Menurut perusahaan analisis aplikasi Sensor Tower, PUBG meraup keuntungan lebih dari USD 65 juta dari pemainnya, yang pada bulan Maret jumlahnya naik hingga 83 persen, bahkan gim ini dapat mengalahkan Fortnite. Uniknya, gim ini juga tersedia untuk versi desktop.
(Shintya Alfian/Jek)
Advertisement