Liputan6.com, Jakarta - EY, terduga teroris Jamaah Anshorut Daulah (JAD) yang ditangkap di Bekasi ternyata diketahui memiliki kemampuan merakit bom dengan bahan-bahan kimia. Fakta ini diperoleh setelah penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menginterogasi EY.
"Basic kimia juga dia punya. Ini berbentuknya kan cairan-cairan. Cairan satu, cairan dua dicoba terus sama dia. Kalau dengan ukuran segini memiliki daya ledak segini, dia sudah bisa mengukur begitu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jum'at (10/5/2019).
Advertisement
Selain memiliki kemampuan kimia, EY juga diketahui mempunyai keahlian dalam bidang elektronik. Sebab, ia juga membuka usaha servis handphone di kawasan Bekasi.
Dari keahliannya tersebut, EY dapat merakit bom dengan daya ledak tinggi atau high explosive. Bom tersebut diduga bisa diaktifkan dengan Wi-Fi.
"Menurut keterangan yang bersangkutan apabila nanti terjadi demo dalam jumlah massa yang sangat besar di KPU itu, diprediksi oleh dia akan ada jammer (penghalang sinyal handphone) terhadap handphone. Oleh karenanya handphone tidak bisa digunakan sebagai switching bom. Jadi sudah menggunakan Wi-Fi. Ya kalau Wi-Fi tentu sampai saat ini belum ada jammer," jelas Dedi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tangkap Dua Terduga Teroris
Tim Densus 88 Antiteror meringkus dua terduga teroris pemilik bom pipa yang ditemukan di toko handphone bernama Wanky Cell di Jalan Muchtar Tabrabi, Bekasi Barat, Jawa Barat.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, keduanya berasal dari kelompok JAD Bekasi yang bekerjasama dengan jaringan Lampung.
"Dari pengembangan tersebut tadi malam ditangkap dua pelaku. Ini jaringannya berbeda tapi memiliki koneksi yang sangat kuat dengan kelompok JAD Indonesia," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019).
Salah satu tersangka merupakan pimpinan JAD Bekasi berinisial EY. Derajatnya pun lebih tinggi dibandingkan pimpinan JAD Lampung yakni SL.
"Rekam jejak yang bersangkutan berbeda dengan SL. Kalau SL ikut rapat, mendesain aksi terorisme. Dari hasil pertemuan dengan Aman Abdurahman terjadilah bom Thamrin. Kemudian kerusuhan di Mako Brimob. Dia akan melakukan amaliah dengan sasaran anggota kepolisian," jelas dia.
"Kalau EY ini hanya berkecimpung di areal Bekasi saja. Yang bersangkutan punya peran vital di JAD Jakarta dan sekitarnya. Karena dia juga sebagai penyandang dana," lanjut Dedi.
EY ditangkap pada Rabu 18 Mei 2019 pukul 13.48 WIB di SPBU Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Sementara satu terduga teroris lagi berinisial YM alias Kausar. Dia diamankan di hari yang sama namun pada lokasi berbeda yakni kontrakan kawasan Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi.
"EY berhasil merekrut YM alias Kausar anak muda 18 tahun baru lulus sekolah tahun kemarin. Dia memiliki catatan olahraga tingkat nasional. Menjuarai karate tingkat nasional di Bali," Dedi menandaskan.
Advertisement