Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah saat ini terus mengejar penyelesaian Peraturan Presiden (Perpres), mengenai program percepatan pengembangan kendaraan listrik. Nantinya, pemerintah bakal memberikan insentif fiskal dan infrastruktur agar pelaku industri otomotif tertarik untuk berinvestasi.
"Perpres sebagai payung hukum sedang diformulasikan, terutama mengenai persyaratan yang akan menggunakan fasilitas insentif," jelas Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Jumat (10/5/2019).
Advertisement
Dalam implementasinya, pada tahap awal akan diberlakukan melalui bea masuk nol persen dan penurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor listrik.
Selain itu, Menperin juga menyampaikan pihaknya telah menyiapkan peta jalan pengembangan program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
Pengembangan LCEV ini, meliputi untuk Kendaran Hemat Energi Harga Terjangkau (LCGC), Electrified Vehicle (kendaraan listrik), dan Flexy Engine (kendaraan dengan bahan bakar fleksibel atau alternatif).
Sejumlah pelaku industri otomotif di Indonesia, seperti Toyota Indonesia, Mitsubishi Indonesia, BYD Company, Astra Honda Motor (AHM), dan Wuling Motors Indonesia telah melakukan proyek percontohan untuk kendaraan listrik.
"Jika mereka melakukan prototyping dan proyek percontohan, itu berarti mereka berkomitmen untuk investasi lebih lanjut," ujarnya
BYD Siap Berinvestasi
Sementara itu, pengembangan itu juga tergantung pada hasil prototipe dan kesuksesan investasi mereka di pasar domestik.
"Beberapa dari mereka akan melakukan pre-marketing project, karena EV harganya 30-50 persen lebih mahal dari kendaraan mesin konvensional atau Internal Combustion Engine (ICE)," tambahnya.
Mengenai pengembangan kendaraan listrik ini, bakal ada juga pemain dari Cina, BYD yang minat berinvestasi di Tanah Air.
Rencananya, BYD bakal melakukan pilot project di bidang commercial vehicles seperti bus.
"Tetapi tergantung pasarnya, kalau produsen lain, seperti Wuling dan DFSK sudah punya fasilitas sehingga lebih mudah bagi mereka untuk investasi di kendaraan listrik ini," pungkasnya.
Advertisement