Liputan6.com, Pekanbaru- Harga bawang putih pada hari-hari awal Ramadan tahun ini sempat menyegat masyarakat Provinsi Riau. Di beberapa kabupaten dan kota, harganya sempat menembus Rp 100 ribu per kilogram.
Tingginya minat masyarakat yang tak diimbangi persediaan menjadi faktor utama meroketnya harga bawang putih. Biasanya, masyarakat cukup merogoh kocek di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram.
Andi, salah satu tengkulak bawang putih di pasar Induk Terminal Pekanbaru, menyebut kenaikan itu terjadi beberapa hari sebelum Ramadan dan berlangsung beberapa hari setelah puasa. Namun kini, dia menyebut harganya mulai normal lagi.
Baca Juga
Advertisement
"Saat itu sempat melepas hingga Rp 60 ribu per kilo ke pedagang eceran di pasar. Saat ini sudah turun karena harganya sudah Rp 45 ribu per kilo, itu harga ke pedagang eceran," sebut Andi di pasar tersebut, Jum'at (10/5/2019).
Dia menjelaskan, bawang putih beberapa hari lalu sempat menghilang di peredaran. Penimbunan bukan menjadi penyebab, melainkan kendala impor dari Medan dan Jakarta.
Akibatnya, tengkulak menjual stok yang tersisa dengan harga tinggi ke pedagang eceran dan melambung begitu sampai di pasar tradisional.
"Kalau sekarang sudah masuk bawangnya dari Medan, stoknya sudah normal, harganya mulai stabil, insya Allah sampai lebaran ada," sebut Andi.
Sudah stabilnya stok bawang, tambah Andi, tetap saja membuat pedagang eceran merugi. Pedagang harus menghabiskan stok yang dulunya dibeli dengan harga tinggi, lalu menyesuaikan dengan harga saat ini.
"Mau tidak mau harus menurunkan harga agar pembeli tak lari ke pedagang lain," sebut Andi.
Simak video pilihan berikut:
Penimbunan?
Untuk memastikan ketersediaan ini, Satuan Tugas Pangan Riau langsung memantau distribusi dan harga di pasar induk tersebut. Hasilnya, petugas menjamin stok aman hingga lebaran nanti.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Komisaris Besar Gidion Arif Setiawan selaku Ketua Satgas Pangan bersyukur harga bawang putih sudah turun. Dia berharap tidak ada kelangkaan di pasar yang bisa memicu melambungnya harga.
"Jadi kendalanya memang impor, bawang putih itu jarang dari petani lokal. Sekarang lancar, begitu juga ketersediaan bawang merah dan cabai, harga stabil," katanya didampingi Kasubdit Indonesia Ajun Komisaris Besar Asep Iskandar.
Gidion menyatakan, kemungkinan bawang putih ditimbun oleh spekulan sangat kecil. Pasalnya bawang punya tahan rendah dan gampang menyusut jika disimpan dalam waktu lama.
"Nah menjelang lebaran nanti akan diadakan operasi pasar dan pasar murah jika harga kebutuhan naik. Juga ada Rumah Pangan Kita dari Bulog, harganya lebih terjangkau," sebut Gidion.
Sementara itu, Kepala Bulog Riau Abdul Muis menyebut persediaan kebutuhan pokok seperti beras, gula dan minyak tanah, di Bumi Lancang Kuning terjamin hingga enam bukan ke depan. Stok daging juga sudah dipersiapkan menyambut lebaran.
"Daging itu dipersiapkan 50 ribu kilo menyambut lebaran, semuanya sudah disalurkan ke daerah atau pasar yang ada Rumah Pangan Kita," sebut Muis.
Terkait melambungnya harga sejumlah kebutuhan pokok, Muis menyebut memang biasa terjadi. Biasanya disebabkan permintaan tinggi dari masyarakat sementara barang tidak tersedia banyak.
Advertisement